View Full Version
Selasa, 13 Mar 2012

Masjid Terbesar Kaum Syiah di Belgia Dibakar, Seorang Imam Tewas

BRUSELS, BELGIA (voa-islam.com) - Seorang pria membakar sebuah masjid terbesar Syiah di Brussels pada hari Senin (12/3/2012), menewaskan seorang imamnya dan melukai seorang lainnya dalam sebuah serangan pembakaran yang menghancurkan masjid tersebut, polisi mengatakan kepada AFP.

Petugas polisi di tempat kejadian mengatakan imam tersebut tewas dalam kejadian menyusul serangan terhadap masjid Syiah Ridha, yang terbesar dari empat masjid kaum Syiah di Brussels dan sekitarnya.

"Ada banyak kerusakan, tampaknya seluruh masjid atau hampir seluruh masjid, terbakar," kata juru bicara polisi Marie Verbeke.

"Seorang tersangka ditahan di tempat kejadian," kata Verbeke, menambahkan bahwa terlalu dini untuk berbicara tentang motif. Nama tersangka belum dirilis.

Imam tersebut, yang namanya juga sedang ditahan untuk saat ini, tewas akibat menghirup asap dari pembakaran. Orang kedua yang bersamanya pada saat serangan itu luka ringan.

Polisi mengatakan mereka menerima telepon pada pukul 6.45 pagi dan tubuh imam tersebut ditarik keluar 45 menit kemudian.

Seorang saksi melihat tersangka, seorang pria, membakar gedung itu, kata Marie Verbeke, tetapi tidak ada rincian lain yang segera tersedia tentang dia.

..imam tersebut tewas dalam kejadian menyusul serangan terhadap masjid Syiah Ridha, yang terbesar dari empat masjid kaum Syiah di Brussels dan sekitarnya..

Walikota Anderlecht Vincent Van Goidsenhoven mengatakan tersangka melemparkan bom Molotov di masjid Syiah tersebut, kantor berita Belga melaporkan.

Daerah sekitar masjid, dekat pusat utama stasiun kereta api internasional Belgia, memiliki populasi besar imigran Muslim.

Terakhir kali seorang imam yang ditargetkan di Brussels pada tahun 1989 ketika warga kelahiran Saudi Abdullah Muhammad al-Ahdal ditembak mati.

Ia menjabat sebagai imam di Masjid Agung Brussels dan dibunuh pada bulan Maret tahun yang sama oleh seorang pria bersenjata di dalam masjid.

Pembunuhan-Nya diklaim oleh kelompok kecil pro-Iran di Lebanon yang menuduhnya terlalu moderat dan karena telah menolak fatwa mati terhadap penulis Salman Rushdie yang dikeluarkan oleh  pemimpin tertinggi Syiah Iran saat itu Khomeni. (an/AFP)


latestnews

View Full Version