View Full Version
Sabtu, 19 May 2012

Tokoh Partai Neo-Nazi Yunani Terlibat Pembantaian di Srebenica

Seorang wartawan Yunani menulis bahwa tokoh Partai Neo-Nazi - Partai Dawn (Fajar Emas) membantu milisi Serbia melakukan genosida (pembantaian) di Srebrenica. Fajar Emas Fajar (Chrysi Avgi dalam bahasa Yunani), organisasi Neo-Nazi, yang baru-baru ikut dalam pemilu parlemen di Yunani dan mendapatkan dukungan 7 persen suara, pada 6 Mei.

Sebuah artikel yang ditulis oleh Neni Panourgia untuk Al-Jazeera, mengatakan "Dawn menjadi terkenal setelah tahun 1991, ketika mulai menyerang imigran Albania pertama dan beberapa tokoh dan anggotanya terlibat dalam pembantaian Srebrenica."

Organisasi ini menjadi partai politik pada tahun 1993, dan pertama memenangkan representasi politik pada tahun 2010, ketika Nikos Michaloliakos terpilih menjadi anggota Dewan Kota Athena.

Pada Juli 1995, sebanyak 8.000 anak-anak dan laki-laki dibunuh oleh pasukan Serbia di daerah yang  menyatakan "aman" oleh pasukan PBB. Pada tahun 2001 Pengadilan Kriminal Internasional untuk Bekas Yugoslavia (ICTY) menilai bahwa Juli 1995 pembantaian Srebrenica adalah tindakan genosida.

Jatuhnya Srebrenica ke pasukan Serbia adalah kekejaman yang paling buruk dalam sejarah kemanusiaan di Eropa, dan  selama perang 1992-l995, serta ini merupakan tindakan pertama genosida di Eropa, sejak Holocaust Nazi terhadap Yahudi.

Penulis mengatakan "Pertama-tama, Golden Dawn, meskipun  baru-baru ini, mengklaim sebuah Partai Neo-Nazi. Ideologi mereka, yang  mereka gambarkan melalui website mereka sebagai gerakan " Nasionalisme dan Sosial ", yang mempunyai keterkaitan dengan ideologi Nazi."

Melihat masalah ini jelas-jelas "masalah Eropa", ungkap wartawan itu. "Golden Dawn adalah masalah Eropa, bukan hanya terbatas masalah lokal Yunani. Ini adalah masalah Eropa, karena ideologinya dikembangkan dan berkembang di Jerman dan Italia awal abad 20.. Ini bukan "alami", tetapi sebuah gerakan yang terus berkembang mencapai daratan Eropa, di mana gerakan Neo-Nazi terus berkembang dan tumbuh", ungkap wartawan itu.

"Para troika (dan khususnya Merkel) seharusnya tidak pernah melupakan peringatan George Santayana:" Mereka yang melupakan sejarah akan dikutuk, dan pasti akan mengulanginya ", penulis itu menuturkannya. (af)


latestnews

View Full Version