View Full Version
Jum'at, 25 May 2012

Mesir : Tokoh Ikhwan Mohamad Mursi Menang Melawan Pendukung Mubarak

Kandidat Ikhwanul Muslimin,yang memimpin Partai Kebebasan dan Keadilan Mohamad Mursi dalam penghitungan suara awal, nampaknya memenangkan pemilihan dengan dukungan suara 30,8 persen. Sedangkan Marsekal Ahmed Shafiq, yang menjadi pendukung Mubarak mendapatkan suara 20 persen.

Kemungkinan pemilu di Mesir tidak ada yang memenangkan suara dengan  dukungan 50 persen seuara. Sehingga, kemungkinan akan terjadi putaran kedua, dan ini merupakan pertarungan yang sengit antara Ikhwan dengan pendukung rezim Mubarak. Putaran kedua direncanakan pada tanggal 16 dan 17 Juni mendatang.

"Jelas bahwa putaran kedua akan berada antara (Ikhwan) Mohamed Mursi dan Ahmed Shafiq," kata seorang pejabat pemilihan Ikhwan yang minta tidak disebutkan namanya, kepada Reuters.

Para pemimpin Maktabul Irsyad Ikhwan, Lembaga Tertinggi Ikhwan, sedang memikirkan bagaimana,  "Menggerakkan dan menggembleng kalangan Islamis dan pemilih Mesir guna menghadapi blok 'feloul'," katanya, menggunakan istilah Arab yang mencemooh "sisa-sisa" rezim Mubarak.

Pejabat Ikhwan mengatakan bahwa dengan suara dihitung dari sekitar 12.800 dari sekitar 13.100 tempat pemungutan suara, Mursi mendapatkan suara 30,8 persen, Shafiq 23 persen, sedangkan seorang tokoh Ikhwan lainnya,  Abdel Mun'im Abul Futuh mendapatkan suara 20 persen dan tokoh  kiri Sabahy Hamdeen 19 persen.

Pejabat pemilihan dari Ikhwan mengatakan bahwa jumlah pemilih sekitar 50 juta pemilih yang berhak Mesir, dan yakin 50 persen memilih tokoh Ikhwan, Mohamad Mursi. Pejabat Ikhwanul, mengatakan sekitar 20 juta suara sekitar 40 persen yang akan memberikan suara kepada calon Ikhwan.

"Kami yakin bahwa presiden berikutnya dari Mesir adalah Mohamed Mursi," kata Essam el-Erian, seorang pejabat senior Ikhwanul Muslimin, usai penghitungan awal.
 
Jika Mursi menjadi presiden, kubu Islam akan mengontrol seluruh lembaga yang paling berkuasa di Mesir  -  bukan militer. Nampaknya Ikhwan di tengah-tengah bangsa Arab paling padat penduduknya, kelompok Islamis itu berhasil mengkonsolidasikan kekuatan politiknya melaluin pemilihan.

Sementara itu, Morsi dalam kampanyenya yang terakhir, menegaskan akan menerapkan syariah Islam, dan membangun Mesir dengan platformnya, yang ia sebut sebagaimana "renaisance" (kebangkitan) bagi Mesir. Morsi mendapatkan dukungan dari kalangan rakyat Mesir, terutama dari kalangan bawah  menengah, yang selama ini Ikhwan berjuang.

Sepanjang sejarah, sejak berdirinya tahun 1928, dan Ikhwan terus bertarung dengan penguasa-penguasa zalim. Bahkan, pemimpinnya Hasan al-Banna tewas ditembak oleh penguasa Mesir di zaman Farouk.

Al-Banna tahun 1948, saat berdirinya rezim Zionis-Israel di tanah Palestina, sudah menyerukan dan memobilisasi anggotanya berjihad di tanah Palestina, dan hampir memenangkan peperangan, kalau tidak dikhianati   para penguasa Arab, yang sudah menjadi kaki tangan Israel dan Amerika. (af)


latestnews

View Full Version