View Full Version
Rabu, 06 Jun 2012

Rezim Komunis Cina Menyerang Sekolah al-Qur'an

Rezim komunis Cina menyerang sekolah al-Qur'an. Pihak kepolisian menyerang sekolah al-Qur'an dan guru yang sedang mengajar di wilayah Uighur, Rabu. Serangan yang dilakukan polisi China itu, dilaporkan oleh Komisi Hak-Hak Asasi Manusia, yang memantau situasi di Uighur.

Media China mengatakan, polisi "menyelamatkan 54 anak" dari seorang da'i, yang dituduh ilegal.  Namun, kelompok  Muslim Uighur yang berada pengasingan,berbsis di Jerman, Kongres Uighur Dunia, mengatakan polisi telah menggunakan gas air mata, menyerang anak-anak sekolah Islam yang mengajarkan Al-Quran.

"Ada perkelahian, dan pihak berwenang menggunakan gas air mata pada siswa, dan mengakibatkan luka-luka bagi sejumlah siswa," kata juru bicara Dilxat Raxit melalui email. Tindakan polisi itu, "Tujuannya  memberantas keyakinan agama",ujarnya.

Kantor berita resmi China Xinhua,  mengatakan 12 anak-anak mengalalmi luka bakar, ketika "para pelajar menggunakan alat yang mudah terbakar, yang  digunakan melawan polisi yang melakukan penangkapan",  dalam insiden di Xinjiang selatan terpencil kota Hotan.

"Tiga tersangka ditangkap selama operasi, dan tiga petugas polisi cedera," kata kantor berita dalam laporan berbahasa Inggris.Xinjiang adalah wilayah bagi Muslim Uighur yang berbahasa Turki yang disebutTurkestan Timur.

Anak Muslim Dipukuli Mati di Tahanan?

Bentrokan hari Rabu muncul setelah polisi menuduh WUC di kota Korla pada Senin, dan  mengalahkan seorang anak berumur 12 tahun, yang akhirnya  mati setelah serangan di sebuah sekolah Islam yang dituduh ilegal di sana. Anak yang tewas itu diidentifikasi sebagai Mirazhid, 12, ditahan pada 20 Mei oleh polisi selama belajar Al-Quran di sebuah sekolah Islam swasta, WUC itu.

China melarang pendidikan Islam bagi kaum muda, memaksa umat Islam tidak mempelajari Islam, karena agama dipandang sebagai yang bertentangan dengan idoelogi negara,  komunis. Dalam negera komunis, agama dilarang, karena dianggap sebagai candu yang merusak.

Sementara komunitas keturunan China di negeri-negeri Muslim mereka dapat bebas, mengembangkan keyakinan dan agamanya, dan bahkan banyak diantara mereka yang menjadi konglomerat, berhasil mengelabuhi para pejabatnya dengan cara menyogok dan menyuap.

Mereka hidup dengan nikmat di negeri Muslim, bukan hanya mengembangkan keyakinan yang kufur dan syirik, tetapi mereka berhasil menjarah ekonominya. (af)


latestnews

View Full Version