View Full Version
Sabtu, 21 Sep 2013

Ulama Rusia Ancam Rusuh Jika Larangan Tafsir Al-Qur'an Tidak Dicabut

MOSKOW, RUSIA (voa-islam.com) - Para ulama Muslim senior Rusia pada Jumat (20/9/2013) memperingatkan para pemimpin negara tersebut bahwa kerusuhan bisa meletus di komunitas Muslim di Rusia dan sekitarnya jika keputusan pengadilan yang memerintahkan penghancuran terjemahan dan tafsir Al-Qur'an tidak dibatatalkan.

Putusan Selasa oleh pengadilan di Novorossiysk, sebuah kota di selatan Rusia, memerintahkan teks-teks terjemahan dan tafsir Al-Qur'an karya Elmir Kuliyev dilarang di bawah hukum anti-ekstremisme Rusia yang para aktivis hak asasi mengatakan telah disalahgunakan oleh pejabat lokal untuk menekan kelompok-kelompok yang tidak disukai oleh Gereja Ortodoks Rusia, agama yang mendominasi negara itu.

Tafsir dan terjemah Al-Qur'an karya Elmir Kuliyev yang telah berusia lebih satu dekade merupakan salah satu dari empat terjemahan Al-Qur'an ke dalam bahasa Rusia tersebut merupakan karya ilmiah yang sangat disegani, menurut para ahli.

Pegiat hak asasi manusia mengatakan bahwa keputusan tersebut, yang akan berlaku secara nasional kecuali dibatalkan pada tingkat banding, nyaris sama berbahanyanya dengan melarang Al-Quran itu sendiri.

Dewan Mufti Rusia menyuarakan peringatan dalam sebuah surat terbuka pada hari Jumat kepada Presiden Vladimir Putin, yang telah sering menyerukan persatuan antara agama terkemuka dan memperingatkan bahwa ketegangan etnis semacam itu bisa memecah belah Rusia.

"Muslim Rusia sangat marah atas keputusan keterlaluan tersebut," kata Rushan Abbyasov, wakil kepala dewan, yang memiliki hubungan dekat dengan Kremlin, kepada Reuters.

"Jika putusan itu diberlakukan, ulama itu memperingatkan: " Akan ada kerusuhan ... tidak hanya di Rusia tetapi di seluruh dunia, kita berbicara tentang kehancuran Al-Quran. "

Dalam suratnya kepada Putin, dewan tesebut menggambarkan paralel kekerasan di Timur Tengah dan Afghanistan atas tindakan seorang pastor Amerika, Terry Jones, yang mengancam akan membakar Alquran pada 11 September 2010.

"Apakah perlu untuk membahas bagaimana penghancuran kitab-kitab, khususnya kitab suci agama, telah menimbulkan masalah yang diterima di Rusia di masa lalu?" katanya .

"Kita ingat bagaimana pembakaran hanya beberapa salinan kitab suci Al-Qur'an oleh seorang pendeta gila Amerika menimbulkan protes keras bukan hanya dari Muslim Rusia tetapi dari seluruh masyarakat kita, dalam solidaritas dengan kemarahan menghebohkan dan berlangsung lama dari komunitas Muslim global dan semua orang yang tulus," katanya. (st/Reuters)


latestnews

View Full Version