View Full Version
Rabu, 26 Feb 2014

Meski Ada Perjanjian Damai, Filipina Tetap Tangkapi dan Bunuhi Pemimpin MILF

COTABATO CITY, FILIPINA (voa-islam.com) - Perjanjian damai antara kelompok MILF dan pemerintah Filipina tampaknya tidak mempengaruhi keinginan Filipina untuk terus menangkapi atau membunuh para komandan MILF. Terbukti setelah sebelumnya membunuh seorang komandan senior MILF saat akan ditangkap, kini satu lagi pemimpin senior kelompok pejuang Moro terbesar ditangkap oleh pasukan keamanan atas beberapa tuduhan "kriminal" yang dialamatkan kepadanya.

Pemimpin senior kelompok pejuang Muslim terbesar Filipina Front Pembebasan Islam Moro (MILF), Ustadz Wahid Tundok, telah ditangkap oleh polisi di kota selatan Cotabato.

Wahid Tundok, seorang komandan MILF veteran, dan beberapa pengawal bersenjatanya berada di sebuah truk ketika diturunkan paksa oleh pasukan keamanan di sebuah pos pemeriksaan pemerintah pada akhir pekan lalu.

MILF, yang sedang melakukan negosiasi damai dengan Manila, mengatakan penangkapan Tundok adalah ilegal karena ia dilindungi oleh perjanjian gencatan senjata antara pemerintah dan kelompok pejuang Moro tersebut.

"Penangkapan itu ilegal karena ada perjanjian gencatan senjata antara MILF dan pemerintah Filipina," Wakil Ketua MILF Mohagher Iqbal, yang juga ketua perunding perdamaian kelompok itu, mengatakan kepada surat kabar daerah Mindanao Examiner.

"Hal ini perlu segera diselesaikan dan kami membawa masalah ini ke tingkat tertinggi dari pemerintah karena kami tidak ingin masalah ini mempengaruhi proses perdamaian," katanya.

Tundok pulang dari pertemuan MILF di Camp Darapanan di kota Sultan Kudarat dan menuju kembali ke markasnya ketika dicegat oleh pasukan polisi.

Iqbal mengatakan pemimpin MILF itu mungkin telah dipersiapkan dan gerakannya dipantau yang mengarah kepada penangkapannya. "Ini bisa jadi yang disiapkan oleh orang-orang yang menentang proses perdamaian," katanya, menambahkan Tundok adalah pemimpin MILF yang setia dan mendukung pembicaraan damai dengan pemerintah.

Iqbal mengatakan komandan MILF lainnya, Yusoph Kusain, juga dibunuh oleh pasukan polisi Filipina di kota Datu Paglas Maguindanao menyusul baku tembak. Polisi berusaha untuk menangkap Kusain atas berbagai kasus tuduhan kriminal ketika pertempuran meletus.

Polisi dan militer mengatakan Tundok menghadapi serangkaian tuduhan kriminal mulai dari pembakaran hingga pembunuhan dan merupakan salah satu orang yang paling dicari di wilayah tersebut dan juga terkait dengan Ustadz Ameril Umbra Kato, yang memimpin serangkaian serangan di masa lalu terhadap sasaran sipil dan militer Filipina di Mindanao.

Tapi Abu Misry Mama, juru bicara untuk kelompok Kato membantah tuduhan itu dan mengatakan Tundok bukan anggota dari Bangsamoro Islamic Freedom Movement atau Bangsamoro Islamic Freedom Fighter yang dituduh oleh militer berada di belakang serangan terakhir di provinsi Maguindanao, Lanao del Sur dan Cotabato utara. (by/me)


latestnews

View Full Version