View Full Version
Jum'at, 11 Apr 2014

Pejabat:Tidak Ada Tanda-tanda Solusi untuk Negosiasi Damai Israel-Palestina

BETHLEHEM (voa-islam.com) - Seorang pejabat tinggi Otoritas Palestina tinggi mengatakan kepada Ma'an hari Kamis (10/4/2014) bahwa tidak ada tanda-tanda solusi untuk negosiasi buntu Israel-Palestina, menekankan bahwa tidak ada kesepakatan telah tercapai pada salah satu masalah.

"Kegiatan Penyelesaian merupakan hambatan strategis yang mengancam kegagalan negosiasi," kata sumber itu.

"Tidak ada kesepakatan apa-apa, dan meskipun semua upaya Amerika mengenai para tahanan tidak ada kesepakatan tercapai," tambah sumber itu.

Dia membantah klaim kemungkinan mengasingkan tahanan Palestina sebagai bagian dari kesepakatan untuk membebaskan mereka.

Situs berita Saudi Al-Arabiya, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang pembicaraan melampaui batas waktu.

Sumber yang tidak disebutkan namanya itu seperti dikutip mengatakan bahwa perjanjian tersebut melibatkan "jumlah yang tidak ditentukan dari tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel dan membekukan pembangunan pemukiman di Tepi Barat."

"Sebagai gantinya, Palestina akan menangguhkan rencana mereka untuk bergabung dengan 15 badan-badan internasional dan Amerika Serikat akan merilis mata-mata Israel yang dipenjara, Jonathan Pollard," lanjut laporan itu.

Laporan yang saling bertentangan itu datang di tengah krisis yang berkembang dalam negosiasi perdamaian antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina.

Pada hari Rabu, Netanyahu menyerukan diakhirinya koordinasi dengan para pejabat Palestina setelah PLO memutuskan untuk mengajukan lamaran untuk bergabung dengan 15 konvensi internasional.

Para pejabat Palestina mengatakan keputusan untuk melamar pada konvensi internasional sebagai respon langsung terhadap kegagalan Israel untuk melepaskan tahanan veteran putaran keempat dan terakhir dari yang telah disepakati.

Pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina diluncurkan kembali pada bulan Juli di bawah naungan Amerika Serikat setelah hampir tiga tahun kebuntuan. (by/maan)


latestnews

View Full Version