View Full Version
Kamis, 19 Jun 2014

Islam Terus Berkembang Pesat di Zambia dan Afrika di Tengah Misi Kristen

ZAMBIA (voa-islam.com) - Memang citra Islam terganggu  oleh kelompok militan seperti Boko Haram di Nigeria, namun komunitas Muslim di negara Afrika Selatan Zambia berharap tetap dapat  memproyeksikan citra yang lebih positif dari iman mereka.

“Islam berarti damai, dan pengikutnya diharapkan menjadi orang yang damai”, Badru Kisalita, seorang imam Muslim Uganda, mengatakan kepada kantor berita Turki Anadolu Agency di sela-sela program dua-hari yang disponsori oleh Dewan Islam Zambia, Rabu, l8/6/2014.

"Tindakan Boko Haram tidak mencerminkan gambaran yang benar dari seorang Muslim yang baik," katanya.

Boko Haram, yang berarti  “Pendidikan Barat haram” dalam bahasa Hausa, Nigeria, tetapi telah disalahkan gunakan dengan melakukan sejumlah serangan terhadap tempat-tempat ibadah dan lembaga pemerintah, dan mengakibatkann ribuan orang mati, lima tahun terakhirini.

Pada pertengahan April, militan Boko Haram menyerbu sebuah sekolah tinggi di Nigeria timur laut Borno, dan menculik ratusan siswi.

Kisalita berharap bahwa interaksi rakyat Zambia dengan komunitas Muslim akan memperbaiki kesalahan persepsi yang diciptakan oleh Boko Haram dan tindakan kekerasan yang terjadi.

"Islam adalah agama damai dan begitu juga para pengikutnya," katanya. "Sayangnya, citra agama kita sedang ternoda oleh beberapa individu dengan motif politik."

Minggu ini, Kisalita dan sesama imam menyelenggarakan sebuah program dua-hari, dan  sukses, tidak hanya mempromosikan Islam, tetapi juga meningkatkan kesadaran tentang dammpak terorisme dan efek melanda kemiskinan.

“Kami berada di Zambia pada misi menyadarkan rakyat  tentang bahaya HIV/ AIDS, terorisme, kemiskinan dan fundamentalisme, dan bagaimana mencegah mereka," katanya.

"Di antara pembicara dalam program ini adalah spesialis dalam membangun perdamaian dan ahli medis yang bukan Muslim," tambah sang pendeta.

Para pembicara, katanya, bekerja untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah-masalah yang dapat mempengaruhi semua orang, termasuk Muslim.

"Meskipun Zambia dianggap sebagai bangsa yang damai, tidak kebal dari masalah ini," kata Kisalita.

"Jika dibiarkan berubah menjadi krisis, masyarakat Muslim juga dapat terpengaruh, karena itu sekarang di Nigeria," tambahnya.

Dia melanjutkan untuk menjelaskan bahwa Muslim sejati merasakan penderitaan non-Muslim, termasuk korban kekerasan gender, kemiskinan dan HIV / AIDs. Imam Muslim itu mengatakan mereka juga telah mencoba untuk mengajar orang-orang dari Zambia tentang Islam, berpakaian Islami bagi perempuan, pentingnya kebersihan, dan mengapa Muslim berpoligami.

Dewan Islam Zambia Presiden Masuzyo Phiri, untuk bagian itu, mengatakan mereka juga ingin menginformasikan kepada rakyat  tentang bulan suci Ramadan mendatang.

"Seperti Anda ketahui, kita sedang mendekati bulan suci Ramadhan," katanya kepada AA. "Ada kebutuhan bagi kita untuk memberitahu orang-orang mengapa penting bagi mereka untuk mengobati bertaubat  ini sebagai suci."

Banyak  rakyat Zambia yang non-Muslim yang menghadiri program menggambarkannya sebagai pembuka mata.

"Saya harus mengatakan, ini adalah acara yang mengesankan bagi saya untuk menghadiri," John Zulu, seorang Kristen Baptis, mengatakan kepada AA.

"Saya belajar banyak dari diskusi yang kami punya tentang perbedaan antara Kristen dan Muslim," katanya.

Zulu, 19, mengatakan bahwa selama bertahun-tahun ia berpikir Muslim tidak tahu apa-apa tentang Yesus Kristus.

"Saya terkejut bahwa bahkan Muslim mengakui kehadiran Yesus Kristus. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa Yesus dalam Islam diakui sebagai nabi, sementara kita orang Kristen mengakui dia sebagai Anak Allah," tambahnya.

Melisa Sichone, 25, sama-sama terkejut menemukan bahwa Muslim bukan agama yang mengajarkan kekerasan.

"Yang saya tahu adalah bahwa Islam adalah agama yang militan," katanya kepada AA.

“Saya datang ke acara ini telah mengubah persepsi saya telah selama bertahun-tahun," kata Sichone. "Saya berharap penyelenggara event akan terus membawa acara interaktif seperti di masa depan”.

Terorisme dan kekerasan yang sekarang berbentuk jihad, hanyalah akibat dari trindakan negara-negara Barat Kristen, yang menjajah dan menghancurkan dunia Islam dengan kekerasan.

 Seperti  perang yang terjadi di Irak, Afghanistan, Palestina, Suriah, Somalia, Negeria, dan negara Afrika lainnya. Jadi terorisme dan jihad itu, merupakan respon terhadap sikap Barat Kristen. (afgh/wb/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version