View Full Version
Rabu, 25 Jun 2014

40 Pasukan Khusus AS Tiba di Baghdad Bantu Irak Lawan Mujahidin ISIS

BAGHDAH, IRAK (voa-islam.com) - Pasukan khusus AS pertama yang dikerahkan untuk membantu tentara Irak dalam memerangi mujahidin Sunni pimpinan ISIS yang terus manguasai wilayah-wilayah di Irak telah tiba dan mulai bekerja, Pentagon mengatakan.

Hampir setengah dari 300 tentara operasi khusus yang dijanjikan oleh Presiden AS Barack Obama berada di Baghdad atau di garis depan pertarungan.

Sisanya diharapkan akan tiba dalam beberapa hari.

Juga, Menteri Luar Negeri AS John Kerry menyerukan persatuan regional untuk mengusir mujahidin Sunni pimpinan ISIS yang telah mengambil sebagian besar wilayah Irak.

Pada hari Selasa (24/6/2014), dua tim berjumlah 40 tentara AS mulai bekerja menilai pasukan Irak di garis depan, kata Pentagon.

Sebuah tambahan 90 personel akan bekerja di Baghdad untuk mendirikan sebuah pusat komando operasi bersama baru.

Tim-tim itu akan bergabung dengan tambahan empat tim masing-masing terdiri dari 50 tentara dalam beberapa hari mendatang.

Pemerintahan Obama telah menekankan pasukan tersebut tidak dimaksudkan sebagai kekuatan operasional melainkan kehadiran mereka untuk memberikan nasihat kepada rakyat Irak dan menyediakan data intelijen, laporan wartawan BBC David Willis di Washington.

Pemerintah Irak telah meminta serangan udara Amerika, namun Obama masih enggan untuk melakukan sesuatu yang dapat menyebabkan tuduhan bahwa AS berpihak dalam konflik sektarian di negara itu, laporan wartawan BBC.

Para mujahidin, dipelopori oleh kelompok Islam yang berjuang di bawah bendera Negara Islam Irak dan Suriah Raya (ISIS), telah membanjiri banyak wilayah utara dan barat Irak, termasuk kota terbesar kedua, Mosul.

Kekerasan di Irak telah merenggut sedikitnya 1.075 nyawa pada bulan Juni saja, sebagian besar dari mereka warga sipil, tim hak asasi manusia PBB telah melaporkan.

PBB mengatakan angka-angka itu, yang mencakup sejumlah eksekusi yang diverifikasi, harus dipandang sebagai mutlak minimal. (up/bbc)

Foto: ILustrasi


latestnews

View Full Version