View Full Version
Ahad, 10 Aug 2014

Pakistan Sesumbar Telah Lumpuhkan Sistem Komando dan Kontrol Taliban

ISLAMABAD, PAKISTAN (voa-islam.com) - Pakistan hari Sabtu (9/8/2014) mengklaim telah melumpuhkan sistem komando dan kontrol mujahidin Taliban Pakistan, menambahkan bahwa kemungkinan reaksi balasan terhadap serangan militer yang sedang berlangsung di wilayah barat laut bermasalah, Waziristan Utara, akan sangat "kecil."

Berpidato dalam sebuah konferensi keamanan nasional di Islamabad, Perdana Menteri Nawaz Sharif mengklaim serangan yang sedang berlangsung terhadap mujahidin tak terelakkan karena pembicaraan damai telah gagal untuk dilanjutkan.

Tapi dia mengecilkan kemungkinan mujahidin mampu memukul balik.

"Jika ada reaksi terhadap operasi Zarb-e-Azb itu akan sangat minim," sesumbar Sharif dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi.

Pakistan memulai ofensif di Waziristan utara setelah serangan berani di bandara tersibuk di negara itu di Karachi yang menewaskan puluhan dan menyebabkan proses perdamaian yang baru lahir compang-camping.

Lebih dari 500 mujahidin dan 27 tentara telah tewas dalam serangan itu sejauh ini, menurut klaim militer, meskipun angka korban tewas mereka untuk mujahidin tidak dapat secara independen dikonfirmasi.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan kepada media setelah konferensi, para pejabat militer mengklaim mereka yakin bahwa sistem komando dan kontrol dari Taliban Pakistan (TTP) telah "lumpuh."

Pernyataan itu menambahkan bahwa "semua partai politik dan agama sepakat bahwa negara harus berjuang dan menghilangkan militansi."

Daerah suku semi-otonomi Pakistan di perbatasan Afghanistan sudah bertahun-tahun menjadi tempat persembunyian bagi mujahidin dari semua kelompok - termasuk Al-Qaidah dan kelompok lokal TTP serta mujahidin asing seperti Uzbek dan Uighur.

Washington menekan Islamabad selama bertahun-tahun untuk mengambil tindakan untuk menghapus tempat-tempat di Waziristan Utara yang telah digunakan mujahidin untuk meluncurkan serangan terhadap pasukan NATO di Afghanistan.

Akibat ofensif militer tersebut lebih dari 800.000 orang terpaksa mengungsi dari Waziristan Utara dengan sebagian besar berakhir di kota terdekat Bannu. (st/tds)


latestnews

View Full Version