View Full Version
Rabu, 31 Dec 2014

AS Pindahkan 5 Tahanan Guantanamo ke Kazakhstan

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - AS telah mengirim lima tahanan Guantanamo, dua dari Tunisia dan 3 dari Yaman, yang telah ditahan selama bertahun-tahun tanpa tuduhan di penjara terkenal di Kuba ke Kazakhstan untuk pemukiman kembali, pemerintah AS mengatakan hari Selasa (30/12/2014).

Dua tahanan yang dirilis adalah warga Tunisia, Adel Al-Hakeemy, 49 tahun, dan Abdallah Bin Ali al Lufti, 48 tahun.

Militer AS mengidentifikasi tiga warga Yaman lain sebagai Asim Thabit Abdullah Al-Khalaqi, sekitar 46 tahun, Mohammad Ali Husain Khanayna, berusia sekitar 36 tahun dan Sabri Mohammad al Qurashi, sekitar 44 tahun.

Tak satu pun dari para tahanan tersebut yang pernah didakwa.

Pemerintah AS telah memindahkan 28 tahanan dari Guantanamo tahun ini - jumlah terbesar sejak 2009 - dan seorang pejabat senior AS mengatakan langkah yang dipercepat akan dilanjutkan dengan transfer lebih lanjut yang diharapkan dalam beberapa pekan mendatang.

Penerimaan Kazakhstan terhadap lima orang tersebut menyusul negosiasi panjang, kata pejabat itu. Meskipun negara Asia Tengah yang kaya minyak itu merupakan sekutu Rusia, negara itu telah mengupayakan bidang kerjasama ekonomi dan diplomatik dengan Barat.

Orang-orang yang dikirim ke Kazakhstan, negara mayoritas Muslim, diidentifikasi sebagai tahanan berisiko rendah dibersihkan lama untuk ditransfer. Dengan pemindahan mereka dari Guantanamo sebelum tahun baru, jumlah tahanan di penjara tersebut telah berkurang menjadi 127.

Lebih dari setengah dari tahanan Guantanamo yang tersisa berasal dari Yaman, namun Washington telah menolak untuk mengirim mereka pulang karena situasi keamanan yang kacau di sana.

Presiden Barack Obama telah berjanji untuk menutup penjara tersebut sebelum pemilu tahun 2008, tetapi kemudian mundur dari janji kampanyenya karena penentangan dari Kongres.

Pada April 2013, Obama mengklaim dia tetap AS harus menutup Guantanamo, menambahkan bahwa penting bagi mereka untuk memahami bahwa Guantanamo tidak diperlukan untuk menjaga keamanan Amerika.

Washington mengatakan para tahanan merupakan tersangka teroris (baca;mujahid), namun tidak menetapkan dakwaan terhadap sebagian besar dari mereka di pengadilan manapun.

Organisasi hak asasi manusia, termasuk Amnesty International, mengirim surat bersama untuk Obama menuntut penjara itu ditutup dan para tahanan akan dibebaskan atau diberi pengadilan. (st/ptv)


latestnews

View Full Version