View Full Version
Ahad, 11 Jan 2015

Kantor Koran Jerman Dibakar Setelah Terbitkan Kartun Menghina Nabi Muhammad Milik Charlie Hebdo

BERLIN, JERMAN (voa-islam.com) - Sebuah kantor koran Jerman Hamburger Morgenpost menjadi sasaran serangan pembakaran orang tak dikenal beberapa saat setelah koran itu mencetak ulang kartun menghina Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam.

Seperti banyak surat kabar Jerman lainnya, Hamburger Morgenpost telah mencetak ulang kartun menghina Nabi milik majalah satir Prancis Charlie Hebdo setelah serangan mematikan pada Rabu di Paris.

Seorang juru bicara polisi mengatakan hari Ahad (11/1/2015) bahwa perangkat pembakar dilemparkan di gedung surat kabar tersebut pada malam hari dan dokumen-dokumen terbakar di dalam. Dua tersangka ditangkap di dekat TKP karena mereka melakukan perbuatan yang tidak biasa, ia menambahkan.

Surat kabar itu mengatakan pada halaman web mereka bahwa tidak ada orang di dalam gedung ketika serangan terjadi. Apakah serangan pembakaran itu terkait dengan kartun Charlie Hebdo masih dalam penyelidikan, koran itu menambahkan.

Polisi mengatakan keamanan negara telah mengambil alih penyelidikan tersebut.

Terbitkan ulang kartun menghina Nabi Muhammad

Dengan dalih protes atas serangan Charlie Hebdo, banyak surat kabar Eropa kembali menerbitkan kartun menghina Nabi Muhammad milik majalah satir Prancis tersebut.

Koran-korang itu sepertinya secara sadar menantang mujahidin dan "mengundang" para srigala tunggal untuk melakukan serangan terhadap mereka, seperti yang mungkin terjadi pada surat kabar Jerman tersebut.

Namun demikian, tindakan bodoh mereka rupanya tidak diikuti oleh koran Denmark, Jylland Posten, yang pernah membuat heboh dan mengundang kemarahan umat Islam di tahun 2005 lalu saat mereka menerbitkan 12 kartun menghina Islam dari berbagai seniman, sebagian besar yang menggambarkan Nabi Muhammad.

Jylland Posten memutuskan untuk tidak lagi menerbitkan ulang kartun menghina umat Islam milik mereka dan juga majalah satir Charlie Hebdo karena masalah keamanan.

"Kami telah hidup dengan rasa takut dari serangan teroris (baca;mujahid) selama sembilan tahun, dan ya, itu adalah penjelasan mengapa kita tidak mencetak ulang kartun, apakah itu (kartun milik) kita sendiri atau Charlie Hebdo," kata Jyllands-Posten. (ab/tds)


latestnews

View Full Version