View Full Version
Jum'at, 23 Jan 2015

Pemberontak Syi'ah Houtsi Paksa Presiden dan PM Yaman Mundur

LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Pemberontak Syi'ah Houtsi akhirnya berhasil memaksa presiden Yaman saat ini, Abdu Rabbuh Mansour Hadi untuk mengundurkan diri dari jabatannya setelah kudeta yang mereka lakukan awal pekan ini.

Pemberontak Syi'ah Houtsi melakukan kudeta militer dengan melakukan serangan dan pengepungan langsung terhadap istana presiden dan juga kediaman pribadi Hadi.

Penasihat presiden Yaman Sultan Atwani mengumumkan hari Kamis (22/1/2015) malam bahwa Hadi telah mengundurkan diri sebagai presiden Yaman menyusul kebuntuan berkepanjangan dengan pemberontak Syiah Houtsi.

Keputusan untuk mengundurkan diri itu dilakukan setelah pemberontak Syia'ah Houthi bersenjata gagal untuk menghormati kesepakatan untuk menarik diri dari istana presiden, katanya.

Pengunduran diri Hadi terjadi hanya beberapa jam setelah Perdana Menteri Khalid Bahah dan kabinetnya mengundurkan diri menyusul kerusuhan terbaru di ibukota Sana'a.

Dalam komentar di Facebook, Bahah mengatakan bahwa ia telah mengundurkan diri untuk "menghindari terseret ke dalam jurang kebijakan tidak konstruktif berdasarkan tidak ada hukum."

"Kami tidak ingin menjadi pihak untuk apa yang terjadi atau akan terjadi," tambahnya mengacu pada kerusuhan terbaru di ibukota Sana'a.

Pemberontak Syi'ah Houthi Yaman, yang merupakan kaki tangan Syi'ah Iran, melakukan kudeta dan menguasai istana presiden awal pekan ini setelah terlibat benterokan sengit dengan pasukan pengawal presiden.

Pertempuran itu berakhir pasca pemberontak Syi'ah Houtsi berhasil menguasai istana kepresidenan dan berhasil menjarah gudang senjata yang berada di dalam komplek istana.

Meskipun awalnya muncul bahwa presiden telah mencapai kesepakatan dengan kelompok Syiah pada Rabu malam dan akan tetap berkuasa, meskipun secara signifikan melemah, Hadi akhirnya terpaksa mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Kamis.

Bagaimanapun Al Arabiya TV, hari Kamis melaporkan bahwa parlemen Yaman telah menolak untuk menerima pengunduran diri Hadi, menurut sumber pemerintah. Pertemuan parlemen darurat akan diadakan pada hari Jumat untuk membahas masalah tersebut.

Adapun pemberontak Syi'ah Houtsi, yang Sebelumnya pada 21 September 2014 lalu berhasil merebut ibukota Sana’a mengeluarkan pernyataan menyambut gembira pengunduran diri Hadi, menurut media setempat. (an/aa)


latestnews

View Full Version