View Full Version
Jum'at, 06 Feb 2015

MILF Akan Kembalikan Ghanimah Senjata yang Mereka Rebut dari Polisi Kafir Filipina

MAGUINDANAO, FILIPINA (voa-islam.com) - Pejuang Front Pembebasan Islam Moro (MILF) di Filipina Selatan mengatakan pada hari Jum'at (6/2/2015) mereka sedang mempertimbangkan untuk mengembalikan ghanimah (rampasan perang) berupa puluhan senjata api berkekuatan besar yang mereka rebut dari sekitar 44 pasukan komando polisi kafir Filipina yang tewas dalam operasi anti-mujahidin yang gagal di selatan negara itu.

Kepala perunding perdamaian MILF, Mohagher Iqbal kepada Agence France Presse (AFP) isyarat itu akan menunjukkan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) berkomitmen untuk perjanjian perdamaian yang mereka tanda tangani dengan Manila tahun lalu.

"Kami sedang membahas masalah yang sangat sensitif mengembalikan senjata api .... Keputusan akan dibuat segera," kata Iqbal.

"Kami menjamin pemerintah bahwa pada bagian MILF, kami tidak bermaksud untuk hal itu terjadi," katanya. "Kami juga berduka. Kami kehilangan 18 orang dari kami. Kami juga sakit."

Iqbal tidak bisa langsung mengatakan berapa banyak senjata milik polisi kafir Filipina yang disita oleh MILF.

Empat puluh empat pasukan komando polisi Filipna yang memburu salah satu mujahid paling dicari di dunia tewas setelah lebih dari 10 jam pertempuran di rawa terpencil di provinsi Maguindanao pada 25 Januari lalu. Itu merupakan kerugian nyawa terbesar dalam sehari di antara pasukan pemerintah dalam memori terbaru.

Warga Malaysia Zulkifli bin Hir, seorang mujahid teratas dalam grup mujahidin Asia Tenggara Jemaah Islamiyah, diyakini telah gugur dalam serangan polisi tersebut, menurut pihak berwenang, mengutip tes DNA awal oleh FBI.

Tempat tinggal Zulkifli yang dikelilingi oleh komunitas yang dikendalikan oleh pejuang MILF dan kelompok mujahidin lain yang tidak menandatangani perjanjian perdamaian dengan Manila, Pejuang Pembebasan Islam Bangsamoro (BIFF), dan komando polisi terlibat pertempuran dengan kedua kelompok tersebut.

"Ini adalah salah satu langkah menuju akuntabilitas," kata juru bicara kepolisian nasional Generoso Cerbo kepada AFP ketika diminta untuk mengomentari pernyataan MILF.

"Ini adalah perkembangan yang baik, meskipun tidak akan lengkap kecuali pelaku diidentifikasi," tambahnya.

Departemen Kehakiman Filipina, parlemen, dan lembaga keamanan sedang melakukan penyelidikan atas insiden paralel itu, yang menempatkan perjanjian perdamaian dalam bahaya dan membuka kritik tajam Presiden Benigno Aquino.

"Proses perdamaian tetap di jalur, meskipun tertunda," kata Iqbal.

Pelucutan simbolis kelompok pertama senjata api milik MILF dijadwalkan untuk bulan Maret, katanya.

Kesepakatan damai antara MILF dan Filipina, yang bertujuan mengakhiri puluhan tahun perjuangan bersenjata kelompok itu yang telah merenggut lebih dari 120.000 jiwa, mengikat Manila untuk memberlakukan hukum yang akan menciptakan suatu daerah otonom Muslim di Selatan yang dipimpin MILF.

Sebagai gantinya, MILF akan menonaktifkan sayap militer mereka dengan melucuti senjata-senjata milik mereka. Selain itu mereka juga akan mendirikan partai

"Kami akan meneruskan perjuangan, tapi tidak lagi dengan menggunakan senjata," ucap Mohagher Iqbal pada awal Agustus lalu seperti dilansir AP.

Iqbal menamakan organisasi politiknya Partai Keadilan Bangsamoro Bersatu. Partai beranggotakan sebelas ribu orang ini akan dijadikan sarana dalam mendulang lebih banyak kekuatan di wilayah otonomi Filipina. (st/nahar)


latestnews

View Full Version