View Full Version
Sabtu, 21 Feb 2015

Mantan Presiden Yaman Tinggalkan Sanaa Setelah Berpekan-pekan jadi Tahanan Rumah Syi'ah Houtsi

SANAA, YAMAN (voa-islam.com) - Mantan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi meninggalkan kediaman resminya pada hari Sabtu (21/2/2015) setelah berminggu-minggu ditahan di rumahnya oleh pemberontak Syi'ah Houtsi dan terbang ke kempung halamannya di kota Aden, saksi dan sumber politik mengatakan.

Tidak jelas apakah ia telah dibebaskan dari tahanan rumah oleh pemberontak Syi'ah Houtsi, yang mengepung rumahnya dan istana presiden bulan lalu dan memaksanya untuk mengundurkan diri, atau jika ia telah melarikan diri.

PBB, yang mengawasi perjanjian pembagian kekuasaan baru antara Syi'ah Houtsi dan faksi-faksi Yaman saingan lainnya pada hari Jumat, membantunya melakukan perjalanan ke Aden, sumber politik senior mengatakan kepada Reuters.

Kediaman Hadi di Sana'a dijarah oleh pemberontak Syi'ah Houtsi setelah ia pergi, saksi mata mengatakan, tapi mantan presiden itu tiba di rumahnya di distrik Khormaksar Aden, sumber-sumber mengatakan kepada Reuters.

Pemberontak Syi'ah Houtsi, yang basis kekuasaan mereka di dataran tinggi utara Yaman yang mayoritas Syi'ah, menyerbu ibukota pada bulan September dengan bantuan para penghianat.

Bulan lalu, mereka merebut istana presiden dan mengepung kediaman Hadi, memaksa dia untuk mengundurkan diri.

Pemberontak Syi'ah Houtsi telah memaksakan kemajuan mereka ke daerah-daerah terutama berpenduduk Sunni di selatan dan barat dari Sanaa, di mana mereka telah mendapati perlawanan sengit dari suku Sunni bersenjata dan mujahidin Al-Qaidah.

Tapi Taiz dan beberapa bagian lain dari utara, serta seluruh selatan, tetap berada di luar kendali pemberontak Syi'ah Houtsi.

Abd-Rabbdu Mansour Hadi sendiri berasal dari selatan, meskipun ia menghabiskan hampir tiga dekade di utara, menjabat sebagai menteri pertahanan dan wakil presiden sebelum menjadi presiden pada tahun 2012, ketika orang kuat Ali Abdullah Saleh, yang juga berasal dari Syi'ah, dipaksa turun dari kekuasaan.

Hadi selalu membela penyatuan tahun 1990 antara utara dengan selatan Yaman yang sebelumnya merdeka dimana sentimen separatis telah berkembang tajam dalam beberapa tahun terakhir.

Tapi kebanyakan tentara dan milisi di wilayah tersebut telah berjanji setia kepada Hadi dan pendukungnya memuji kedatangannya di bekas ibukota selatan sebagai pengubah permainan. (st/AFP)


latestnews

View Full Version