View Full Version
Kamis, 19 Mar 2015

Kepala Kebijakan Uni Eropa Salahkan ISIS Atas Serangan di Tunisia yang Menewaskan 22 Orang

TUNIS, TUNISIA (voa-islam.com) - Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini menyalahkan Daulah Islam (IS/ISIS) untuk serangan pada hari Rabu (17/3/2015) di Tunisia yang menewaskan 22 orang termasuk 20 turis asing.

"Dengan serangan yang telah menghantam Tunisia hari ini, organisasi teroris Daesh sekali lagi menargetkan negara-negara dan orang-orang di wilayah Mediterania," katanya dalam sebuah pernyataan, menggunakan akronim Arab bagi Daulah Islam yang telah menguasai petak besar di Irak dan Suriah.

"Ini memperkuat tekad kami untuk bekerja sama lebih erat dengan mitra kami untuk menghadapi ancaman teroris," katanya. "Uni Eropa bertekad untuk memobilisasi semua alat itu harus sepenuhnya mendukung Tunisia dalam memerangi terorisme dan reformasi sektor keamanan.

Sebelumnya pada Rabu, sejumlah pria bersenjata melepaskan tembakan di museum Bardo di ibukota Tunisia, menewaskan sedikitnya 22 orang, termasuk 20 turis asing dan melukai 50 lainnya dalam salah satu serangan terburuk di negara Afrika Utara ini yang sangat bergantung pada sektor pariwisata.

"Ada 22 yang tewas termasuk 20 wisatawan dari Afrika Selatan, Prancis, Polandia dan Italia," kata juru bicara kementerian dalam negeri Mohamed Ali Aroui kepada AFP, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang identitas para korban.

Pria dengan senapan serbu menembaki para wisatawan yang menaiki bus di depan Museum Nasional Bardo di pusat kota Tunis dekat parlemen negara itu. Dua orang bersenjata gugur, namun Perdana Menteri Habib Essid mengatakan perburuan dilakukan terhadap dua atau tiga orang lainnya.

Identitas para penyerang tidak jelas. Akun twitter terkait dengan Daulah Islam yang berbasis di Suriah dan Irak menggambarkan kegembiraan atas serangan itu, mendesak warga Tunisia untuk "mengikuti saudara-saudara mereka," menurut Rita Katz dari SITE, sebuah organisasi yang berbasis di AS yang memantau kelompok-kelompok jihad. (st/ahram)


latestnews

View Full Version