View Full Version
Selasa, 24 Mar 2015

Yordania Akan Latih Suku-suku Arab di Irak Dan Suriah untuk Perangi Daulah Islam (IS)

BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Menteri Informasi Yordania, Mohammed al-Momani, menyatakan hari Senin (23/3/2015) bahwa negaranya berencana untuk melatih petempur dari suku Arab di Suriah dan Irak, untuk melawan ancaman "terorisme" yang ditimbulkan oleh Daulah Islam (IS/ISIS) di wilayah tersebut.

Pada konferensi pers yang diadakan di ibukota Yordania Amman, Momani mengatakan bahwa negara itu sedang menyusun rencana untuk melatih pejuang Suriah dan Irak dan anggota pasukan Peshmerga Kurdi Irak, untuk mengintensifkan upaya yang bertujuan menghilangkan IS.

Langkah Yordania datang dalam rencana pelatihan yang diperpanjang, di mana beberapa negara-negara kawasan itu ikut terlibat, dalam rangka koalisi Salibis internasional anti-mujahidin pimpinan AS koalisi yang terdiri dari lebih dari 60 negara.

Menteri Informasi Yordania menekankan komitmen negaranya untuk memerangi terorisme, sebuah istilah yang mereka sematkan untuk mujahidin dan aksi jihad mereka, mengatakan bahwa Jordan mendukung solusi politik untuk krisis empat tahun di Suriah.

"Semua pihak Suriah harus berpartisipasi dalam negosiasi untuk menjamin memulihkan keamanan dan keamanan untuk negara mereka yang dilanda perang."

Momani juga menjelaskan bahwa pelatihan itu bertujuan untuk membantu suku-suku Arab Suriah dan Irak dalam rangka untuk mendapatkan kembali kontrol dari tanah dan desa-desa mereka dari cengkeraman Daulah Islam.

Menteri Yordania menyimpulkan bahwa negaranya membutuhkan setidaknya 2,5 milyar USD untuk mengatasi beban ekonomi akibat menerima lebih dari 1,2 juta pengungsi Suriah di wilayah Kerajaan itu.

Perlu diketahui, pada kesempatan sebelumnya, Yordania menyatakan kesediaannya untuk mendirikan sebuah kamp pelatihan untuk Pejuang oposisi sekuler Suriah di wilayahnya bekerjasama dengan Amerika Serikat, dimana tujuan akhirnya adalah untuk memerangi mujahidin seperti Daulah Islam dan afiliasi Al-Qaidah jabhat Al-Nusrah dan bukan Bashar Al-Assad yang telah banyak melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap Muslim di negara itu. (an/ara)


latestnews

View Full Version