View Full Version
Kamis, 22 Oct 2015

Qatar Siap Lakukan Intervensi Militer di Suriah

DUBAI (voa-islam.com) - Qatar telah menyatakan mereka bisa melakukan intervensi militer di Suriah setelah intervensi Rusia dalam mendukung Presiden Bashar Al-Assad namun mengatakan solusi politik masih disukai untuk krisis di negara yang dilanda perang tersebut.

Komentar oleh menteri luar negeri Qatar, dibuat dalam sebuah wawancara CNN pada hari Rabu (21/10/2015), menarik balasan cepat dari pemerintah Assad dengan peringatan pejabat senior bahwa Damaskus akan menanggapi dengan keras untuk  sejenis "serangan langsung."

Ditanya oleh CNN jika Qatar mendukung posisi Saudi yang tidak mengesampingkan opsi militer di Suriah sebagai akibat dari intervensi Rusia, Menteri Luar Negeri Khalid Al-Attiyah mengatakan: "Apa pun yang melindungi rakyat Suriah dan Suriah dari penyekat, kita tidak akan mengecualikan upaya apapun untuk melaksanakannya dengan saudara-saudara kita dari Saudi dan Turki, tidak peduli apa pun ini."

Komentarnya juga dilakukan di website Arab CNN. "Jika intervensi militer akan melindungi rakyat Suriah dari kebrutalan rezim, kami akan melakukannya," tambahnya, menurut sebuah teks dalam bahasa Arab yang dibawa oleh kantor berita Qatar QNA.

Sebagai tanggapan, Suriah Wakil Menteri Luar Negeri Faisal Mekdad dikutip oleh televisi Al-Mayadeen yang berbasis di Libanon sesumbar: "Jika Qatar melakukan ancaman untuk campur tangan militer di Suriah, maka kita akan menganggap agresi militer langsung ini... respon kami akan sangat keras."

Attiyah juga mengatakan Qatar menyukai untuk memecahkan krisis regional itu melalui dialog politik langsung.

"Kami tidak takut konfrontasi apapun, dan dengan demikian kita akan memanggil dialog dari posisi yang kuat karena kami percaya pada perdamaian dan jalur terpendek menuju perdamaian adalah melalui dialog langsung."

Rezim Suriah pimpinan Bashar Al-Assad yang hampir saja tumbang di tangan pejuang oposisi Suriah, meski telah disokong oleh militan Syi'ah Hizbullat Libanon dan Syi'ah Iran, bisa kembali bertahan dan mulai pede melakukan ofensif militer besar-besaran di wilayah yang dikuasai oposisi setelah mendapatkan dukungan militer terbaru dari Rusia.

Negara bekas Sovyet itu mulai melakukan kampanye udara di Suriah sejak 30 September dengan dalih untuk melawan Daulah Islam (IS). Namun demikian serangan udara Rusia telah menyasar kelompok pejuang oposisi anti Assad, bukan hanya IS tapi juga brigade-brigade Islam lain seperti Jabhat Al-Nusrah, maupun kelompok pejuang oposisi sekuler yang didukung AS.

Selain terhadap mujahidin serangan mereka juga secara sengaja banyak menyasar lingkungan warga sipil di wilayah-wilayah yang dikuasai pejuang oposisi, menyebakan kematian ratusan sipil dalam kampanye bumi hangus tersebut. (st/an)


latestnews

View Full Version