View Full Version
Kamis, 26 Nov 2015

Tunisia Tutup Perbatasan dengan Libya selama 15 Hari Menyusul Pemboman Mematikan oleh IS

TUNIS, TUNISIA (voa-islam.com) - Tunisia mengatakan pada hari Rabu (25/11/2015) mereka menutup perbatasannya dengan negara dilanda perang Libya, sehari setelah bom jibaku mematikan yang diakui oleh Daulah Islam (IS).

Tidak ada alasan diberikan, tapi kementerian dalam negeri mengatakan sebelumnya peledak yang digunakan dalam serangan yang menewaskan 12 pasukan pengawal presiden sama dengan yang digunakan untuk membuat sabuk jibaku secara ilegal yang dibawa dari Libya dan disita tahun lalu.

Dewan Keamanan Nasional, yang dipimpin oleh Presiden Beji Caid Essebsi, memutuskan untuk menutup perbatasan dari tengah malam dengan "pengawasan diperkuat di perbatasan maritim dan di bandara," kata sebuah pernyataan.

Mereka juga memutuskan untuk "meningkatkan operasi untuk memblokir situs-situs (Internet) terkait dengan jihad".

Dan otoritas akan "mengambil langkah-langkah mendesak mengenai orang yang kembali dari negara konflik, sejalan dengan hukum anti-jihad," pernyataan itu menambahkan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Sebelumnya, kementerian transportasi mengatakan keamanan akan diperkuat di pelabuhan dan hanya penumpang yang akan diizinkan untuk memasuki bandara internasional Tunis ini.

Dewan juga mengumumkan pemerintah akan merekrut lebih banyak pasukan keamanan.

Ribuan warga Tunisia telah melakukan perjalanan ke Libya, serta ke Irak dan Suriah, untuk berjuang bersama IS, pihak berwenang mengatakan.

Negara tetangga kaya minyak Tunisia itu telah terbelah oleh kekacauan dan perang sejak 2011 penggulingan diktator lama Muammar Khadafi, membuka jalan bagi IS untuk mendapatkan pijakan di sana.

IS mengatakan warga Tunisia, Abou Abdallah al-Tounissi, telah naik bus mengenakan sabuk peledak hanya beberapa ratus meter (meter) dari kementerian dalam negeri ketika bus itu mengambil penjaga dalam perjalanan mereka untuk bekerja hari Selasa.

Selain 12 tewas, 20 orang terluka, kata kementerian kesehatan.

IS mengatakan 20 orang telah tewas.

Setelah ledakan itu Essebsi memerintahkan jam malam sejak pulul 21:00-05:00 pagi bagi  untuk Tunis dan keadaan darurat nasional, kurang dari dua bulan setelah sebelumnya telah dicabut.

Itu diberlakukan pada bulan Juni setelah pria bersenjata simpatisan IS membantai 38 wisatawan asing di resor Sousse Mediterania.

Pada bulan Maret, dua anggota IS menyerbu Museum Nasional Bardo di Tunis, menewaskan 21 turis dan seorang polisi.

Dan hanya beberapa hari yang lalu, sebuah kelompok afiliasi IS mengatakan memancung seorang gembala muda Tunisia, menuduhnya telah diberitahu tentara tentang gerakan mereka. (st/mee)


latestnews

View Full Version