View Full Version
Ahad, 24 Jan 2016

Rabbi Senior Yahudi Israel Serukan Eksekusi Seluruh Orang Palestina

TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Seorang rabbi senior Yahudi Israel mengatakan Tel Aviv harus mengeksekusi para warga Palestina bukannya menangkap mereka dan "tidak membiarkannya ada yang hidup" dalam rangka membangun keamanan di wilayah Palestina yang dijajah Zionis, media Palestina melaporkan.

"Tentara Israel harus berhenti menangkapi warga Palestina," kata Shmuel Eliyahu dalam pesan yang diposting di halaman Facebook-nya pada hari Selasa, menambahkan, "tapi,  harus mengeksekusi mereka dan tidak membiarkannya ada yang hidup," Palestina News Network melaporkan sebagaimana dikutip Press TV hari Ahad (24/1/2016).

Sebagai kepala rabbi dari kota Safed, Eliyahu dikenal karena perilaku rasis dan komentar tentang orang Arab dan Muslim. Dia sebelumnya telah mendesak rezim Zionis Israel untuk melakukan "balas dendam" terhadap orang-orang Arab untuk mengembalikan apa yang disebut pencegahan Israel.

Dia juga menggambarkan warga Palestina sebagai musuh Israel dan mengklaim bahwa mereka "harus dibasmi dan dihancurkan untuk mengakhiri kekerasan."

"Jika mereka (orang Palestina) tidak berhenti setelah kita membunuh 100 (dari mereka), maka kita harus membunuh seribu. Dan jika mereka tidak berhenti setelah 1000, maka kita harus membunuh 10.000. Jika mereka masih tidak berhenti kita harus membunuh 100.000, bahkan satu juta," Jerusalem Post mengutip perkataannya pada tahun 2007.

Pada tahun 2012, ia didakwa karena membuat pernyataan rasis yang ia sebut budaya Arab "kejam" dan menuduh orang Arab memiliki "norma kekerasan" yang "telah berubah menjadi ideologi."

Eliyahu menuduh bahwa orang Arab mencuri peralatan pertanian milik orang Yahudi dan memeras para petani.

"Saat Anda membuat ruang untuk orang-orang Arab di antara orang-orang Yahudi, dibutuhkan lima menit sebelum mereka mulai melakukan apapun yang mereka inginkan," ia konon berkata.

Namun demikian, Kementerian Kehakiman Israel tidak menjatuhkan dakwaan terhadap dirinya, mengklaim bahwa wartawan 'mungkin' telah merubah pernyataannya.

Kembali pada bulan Desember, Jerusalem Post mengutip perkataan Eliyahu, "Haruskah kita membiarkan mereka (orang Palestina) hidup untuk kemudian membebaskan mereka dalam gerakan lain bagi Presiden Otorita Palestina Mahmoud Abbas? Faktanya bahwa mereka masih memiliki keinginan untuk melakukan ... serangan yang menunjukkan bahwa kita tidak beroperasi cukup kuat. "

Pada halaman Facebook-nya, ia juga menyerukan penuntutan terhadap pasukan Israel yang membiarkan warga Palestina hidup, mengatakan, "Kita tidak harus membiarkan warga Palestina untuk bertahan hidup setelah ia ditangkap. Jika Anda membiarkan dia hidup, ada ketakutan bahwa ia akan dibebaskan dan membunuh orang lain ... Kita harus membasmi kejahatan ini dari dalam tengah-tengah kita. "

Komentar itu datang ketika ketegangan telah berjalan tinggi di tanah Palestina yang diduduki dalam beberapa bulan terakhir menyusul pengenaan pembatasan masuknya jamaah Palestina 'ke dalam kompleks Masjid al-Aqsa di Timur al-Quds (Yerusalem) oleh rezim Tel Aviv pada bulan Agustus tahun lalu.

Lebih dari 160 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, telah tewas dibunuh oleh pasukan Zionis Israel sejak awal Oktober lalu dengan berbagai alasan tuduhan yang terkadang dibuat-buat untuk melegalkan perbuatan mereka. (st/ptv)


latestnews

View Full Version