View Full Version
Senin, 29 Feb 2016

Serangan Bom Kembar Islamic State (IS) Tewaskan 70 Orang di Distrik Syi'ah Baghdad

BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Sedikitnya 70 orang tewas dan 100 lainnya terluka dalam serangan yang diakui oleh Islamic State (IS) pada sebuah pasar terbuka di Baghdad timur hari Ahad (28/2/2016), kata para pejabat.

Sebuah bom merobek pasar ramai Mredy di distrik Syi'ah Kota Sadr, kata seorang perwira polisi. Beberapa menit kemudian, seorang pembom jibaku meledakkan dirinya di tengah kerumunan yang berkumpul di lokasi pengeboman pertama, ia menambahkan.

Serangan itu adalah yang paling mematikan dalam gelombang pemboman baru-baru ini yang telah ditargetkan daerah komersial Syi'ah di dalam dan di luar Baghdad.

Di kota Mahmoudiya, sekitar 30 kilometer selatan Baghdad, tiga pembeli tewas dan puluhan luka-luka dalam ledakan bom, kata petugas polisi lainnya. Empat orang lainnya tewas dalam serangan bom terpisah di lingkungan Dora selatan Baghdad, ia menambahkan.

Islamic State (IS) menyatakan bertanggung jawab dalam sebuah pernyataan yang beredar secara online, yang mengatakan bahwa dua pembom bunuh jibaku telah melakukan serangan itu.

Serangan itu terjadi beberapa jam setelah pasukan keamanan memukul mundur serangan pejuang IS di Abu Ghraib di pinggiran barat ibukota, kata para pejabat.

Tiga pembom mobil jibaku menyerang barak pasukan keamanan ketika pria bersenjata melepaskan tembakan, menurut dua petugas polisi. Setidaknya 12 anggota pasukan keamanan pemerintah dan paramiliter tewas dan 35 luka-luka, mereka menambahkan. Bentrokan menyebabkan sebuah gudang terbakar, kata mereka.

Komandan operasi militer di barat Baghdad, Mayor Jenderal Saad Harbiya, mengklaim situasi "di bawah kendali" dan jam malam lokal telah diberlakukan.

Pejabat medis mengkonfirmasi jumlah korban. Semua pejabat berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk memberikan informasi.

Abu Ghraib, sekitar 29 kilometer dari pusat kota Baghdad, adalah lokasi dari penjara dengan nama yang sama di mana pasukan AS melakukan pelanggaran terkenal terhadap tahanan Irak setelah invasi 2003. (st/tds)


latestnews

View Full Version