View Full Version
Kamis, 28 Apr 2016

Jarang Dipakai untuk Ibadah, Sebuah Sinagog di Marseille Dijual dan Diubah Menjadi Masjid

MARSEILLE, PRANCIS (voa-islam.com) - Sebuah rumah ibadat kaum Yahudi di Marseille yang sangat jarang digunakan dan telah ditinggal para jemaatnya dirubah menjadi sebuah masjid, seorang pemimpin Yahudi mengatakan.

Sebuah asosiasi budaya Muslim, Al Badr, membeli rumah ibadat Atau Thora, yang sangat jarang digunakan oleh komunitas Yahudi, pemimpin Yahudi tngkat atas di kota itu Zvi Ammar mengatakan hari pada Selasa (26/4/2016).

"Selama 20 tahun terakhir atau lebih kami telah melihat pergeseran dari komunitas Yahudi ke lingkungan lain," klaim Ammar, menambahkan bahwa ia melihat penjualan itu "secara positif".

"Kita semua memiliki Tuhan yang sama, hal yang utama untuk ini adalah untuk melanjutkan dalam keharmonisan," katanya.

Situs dekat stasiun kereta utama kota ini dibangun ketika orang Yahudi berbondong-bondong ke Marseille dari Aljazair setelah negara Afrika utara itu memperoleh kemerdekaan dari Prancis pada tahun 1962 menyusul perang delapan tahun, katanya.

Al Badr saat ini menjalankan sebuah masjid di dekatnya yang terlalu kecil untuk para jemaatnya.

Komunitas Yahudi Marseille sedang berkembang, Ammar mengklaim, dengan jumlah rumah-rumah ibadat hampir dua kali lipat menjadi 58 dari 32 selama tiga dekade terakhir.

Kota berpenduduk 70.000 orang Yahudi ini membuatnya menjadi salah satu dari komunitas Yahudi terbesar di Prancis - dan Eropa.

Populasi Marseille berjumlah hampir dua juta jiwa termasuk sekitar 220.000 Muslim, di mana di antaranya 70.000 Muslim taat.

Muslim Marseille masih menunggu pembangunan Mesjid Raya, tetapi proyek yang dijanjikan oleh walikota pada tahun 2001 terperosok dalam krisis keuangan serta tantangan hukum oleh sayap kanan Front Nasional.

Dengan perkiraan biaya sekitar 23 juta euro ( 26.000.000 USD), masjid itu akan manjadi masjid terbesar di Prancis jika proyek tersebut akhirnya tercapai. (st/wb)


latestnews

View Full Version