View Full Version
Jum'at, 20 May 2016

Pejabat Yunani Bantah Puing yang Ditemukan di Pulau Karpathos Milik Pesawat Maskapai EgyptAir

ATHENA, YUNANI (voa-islam.com) - Kepala otoritas keselamatan udara Yunani mengatakan puing-puing yang ditemukan di dekat sebuah pulau Yunani di Mediterania bukan milik pesawat EgyptAir.

Mengutip pejabat Mesir, maskapai ini telah mengatakan sebelumnya pada hari Kamis (19/5/2016) bahwa puing-puing yang ditemukan di dekat Karpathos adalah bagian dari pesawat naas tersebut.

Namun, pejabat Yunani, Athanasios Binis, mengatakan di kemudian hari, "Sampai sekarang analisis terhadap puing-puing menunjukkan bahwa itu tidak datang dari pesawat tersebut. Rekan Mesir saya juga menegaskan kepada saya bahwa belum terbukti bahwa puing-puing itu berasal dari penerbangan EgyptAir ketika kami terakhir melakukan kontak sekitar 17:45 GMT. "

Kata-katanya bertentangan dengan klaim sebelumnya oleh EgyptAir di Twitter, yang mengataakn para pejabat Mesir telah mengkonfirmasi bahwa puing-puing yang ditemukan di dekat pulau Karpathos Yunani berasal dari penerbangan EgyptAir, bersama dengan "jaket pelampung dan bahan plastik," lapor AFP.

"Apa yang ditemukan adalah sepotong kayu, dan beberapa bahan yang tidak berasal dari pesawat," kata Binis, menambahkan, "Berdasarkan informasi geografis yang tersedia, kita berbicara tentang puing-puing yang sama."

Airbus A320 terbang dari bandara Paris Charles de Gaulle ke Kairo. Pada ketinggian 37.000 kaki (11.300 meter), pesawat itu hilang di atas Mediterania timur.

Menteri Pertahanan Yunani Panos Kammenos mengatakan pesawat itu jatuh 22.000 kaki (6.700 meter) dan membuat "bantingan tiba-tiba" sebelum menghilang dari radar.

56 penumpang termasuk 30 orang Mesir, 15 Prancis, dua warga Irak, dan masing-masing satu dari Kuwait, Arab Saudi, Sudan, Aljazair, Chad, Portugal, Belgia, Inggris, dan Kanada. Ini juga membawa tujuh awak dan tiga petugas keamanan.

Juga pada Kamis, Sherif Fathy, menteri penerbangan sipil Mesir, mengklaim bahwa pesawat itu lebih mungkin dijatuhkan oleh serangan teror dibandingkan kesalahan teknis.

Meski demikian hingga kini tidak ada satupun kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas hilangnya pesawat itu.

Hal ini berbeda dengan peristiwa jatuhnya sebuah pesawat Airbus A321, yang dijalankan oleh maskapai Kogalymavia Rusia, pada tanggal 31 Oktober tahun lalu di Resor Laut Merah Sharm El-Sheikh di Semenanjung Sinai Mesir, yang menewaskan seluruh penumpang berjumlah 224 yang kebanyakan warga Rusia.

Segera setelah kecelakaan Oktober, sebuah afiliasi dari Islamic State (IS) menyatakan bertanggung jawab atas penjatuhan pesawat tersebut, mengatakan itu sebagai pembalasan atas serangan membabi-buta Rusia terhadap warga sipil di Suriah. (st/ptv)


latestnews

View Full Version