View Full Version
Jum'at, 20 May 2016

Pejabat Intelijen: Islamic State (IS) Jelas Targetkan Prancis

PARIS, PRANCIS (voa-islam.com) - Islamic State (IS) "jelas" menargetkan Prancis, agen intelijen internal telah memperingatkan, dalam komentar yang dipublikasikan ketika para pejabat berspekulasi lebih jauh tentang kemungkinan teori teror untuk menjelaskan kecelakaan EgyptAir yang tengah melakukan perjalanan ke Kairo dari Paris pada Kamis (19/5/2016) pagi.

Para jihadis dalam waktu dekat bisa meluncurkan sebuah "kampanye teroris" dengan pemboman di tempat-tempat umum, Kepala lembaga DGSI Patrick Calvar mengatakan pada pertemuan pertahanan nasional pekan lalu, menambahkan Prancis adalah "negara yang paling terancam" oleh IS serta Al-Qaidah.

"Kita tahu bahwa Daesh [singkatan bahasa Arab untuk IS] merencanakan serangan baru - menggunakan pejuang di daerah itu, mengambil rute yang memfasilitasi akses ke wilayah kita - dan bahwa Prancis jelas ditargetkan," kata Calvar.

"Kami berisiko dihadapkan dengan bentuk serangan baru: kampanye teroris yang ditandai dengan meninggalkan bahan peledak di tempat-tempat kerumunan besar berkumpul, mengalikan jenis tindakan ini untuk menciptakan iklim panik," katanya.

Hanya beberapa jam setelah komentar itu dibuat secara publik, muncul laporan yang menunjukkan kecelakaan penerbangan EgyptAir MS804 bisa jadi "serangan teror".

Pakar penerbangan mengatakan teori yang menunjukkan kerusakan mekanis dalam kasus kecelakaan khusus ini tidak mungkin.

"Sebuah kesalahan teknis utama - ledakan motor, misalnya - tampaknya mustahil," kata ahli aeronautika Gerard Feldzer, mengatakan pesawat A320 tersebut adalah "relatif baru".

"Ini pesawat modern, insiden itu terjadi di pertengahan penerbangan dalam kondisi sangat stabil. Kualitas pemeliharaan dan kualitas pesawat itu tidak dipertanyakan dalam insiden ini," Jean-Paul Troadec, mantan direktur Biro penerbangan Prancis dari investigasi dan Analisis, mengatakan kepada radio Europe 1.

Penerbangan sipil Yunani mengatakan tidak ada masalah disebutkan ketika pilot mengirim sinyal terakhir 25 menit sebelum pesawat itu menghilang di dekat Athena.

"Masalah teknis, kebakaran atau kerusakan motorik, tidak menyebabkan kecelakaan sesaat dan awak memiliki waktu untuk bereaksi," kata Troadec.

"Di sini, para kru tidak mengatakan apa-apa."

Dua puluh enam orang asing, termasuk 15 warga negara Prancis, dua warga Irak, seorang warga Inggris dan Kanada, yang diyakini telah berada di antara 56 penumpang di pesawat itu, kata EgyptAir.

Belum ada pihak, termasuk para jihadis yang menyatakan bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

Hal ini berbeda saat jatuhnya pesawat penumpang milik maskapai Rusia bulan Oktober lalu.

Islamic State telah melakukan perjuangan bersenjata mematikan terhadap pasukan keamanan Mesir, langsung menyatakan tanggun jawab membom sebuah pesawat terbang Rusia yang terbang dari resor Sharm al-Sheikh Mesir menuju Rusia. Semua penumpang di dalamnya yang berjumlah 224 orang, dan kebanyakan berasal Rusia tewas dalam peristiwa tersebut.

Pemerintah asing telah mengeluarkan peringatan perjalanan ke Mesir dan menuntut peninjauan keamanan di bandara setelah IS mengatakan menjatuh pesawat itu dengan bom yang disembunyikan dalam minuman ringan kaleng yang telah diselundupkan ke palka. (st/tna)


latestnews

View Full Version