View Full Version
Kamis, 26 May 2016

Swiss Akan Denda 5000 USD bagi Siswa Muslim yang Menolak Jabat Tangan dengan Lawan Jenis

BASEL, SWISS (voa-islam.com) - Pemerintah daerah di Swiss telah memutuskan bahwa jika para siswa Muslim menolak untuk menjabat tangan guru mereka di awal dan akhir pelajaran, orang tua mereka akan menghadapi denda sebesar 5.000 franc Swiss (sekitar $ 5.000).

Putusan baru itu membatalkan keputusan "kontroversial" sebelumnya oleh sebuah sekolah di kota Therwil utara, di distrik Arlesheim di wilayah Negara bagian Basel, yang memberikan pembebasan jabatan tangan bagi dua bersaudara remaja Muslim yang tidak mau menyentuh lawan jenis.

Keputusan asli sekolah untuk menemukan sebuah kompromi dan membebaskan dua bersaudara itu dari kebiasaan tersebut mendapatkan perhatian media dan memicu perdebatan nasional yang memanas di negara itu bulan lalu, membuat sekolah menyerahkan ke pemerintah daerah untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Seorang guru memiliki hak untuk menuntut jabat tangan," klaim pihak berwenang dalam sebuah pernyataan Rabu (25/5/2016).

Mereka menambahkan dalam pernyataan bahwa "kepentingan publik mengenai kesetaraan gender serta integrasi orang asing jauh melebihi yang menyangkut kebebasan berkeyakinan siswa".

Pihak berwenang kewilayahan mengatakan jika kedua bersaudara itu, berusia 14 dan 15 tahun, terus menolak untuk berjabat tangan "sanksi yang disebutkan oleh hukum akan diterapkan."

Kedua remaja laki-laki keturunan Suriah itu adalah anak dari seorang imam yang berbasis di Basel yang pindah ke Swiss pada tahun 2001 dan diberi suaka. Mereka mengatakan mereka memberitahu para pejabat pendidikan bahwa kontak fisik dengan wanita yang bukan mahram tidak diperbolehkan dalam keyakinan agama mereka.

Anak-anak itu mengatakan kepada media Swiss bahwa mengharuskan mereka untuk berjabat tangan dengan guru adalah diskriminatif, mengatakan bahwa "tidak ada yang bisa memaksa mereka" untuk berjabat tangan dengan seorang wanita, dan bahwa mereka "tidak bisa begitu sajamenghapus budaya mereka seolah-olah itu adalah sebuah hard drive".

Namun, politisi Swiss bersikeras terhadap jabat tangan dengan Menteri Kehakiman Simonetta Sommaruga mengklaim bahwa "berjabat tangan merupakan bagian dari budaya [Swiss]."

Georges Thuring, presiden komisi yang mengawasi aplikasi kewarganegaraan setempat, mengatakan, "Saya tidak berpikir kita bisa bicara tentang integrasi dalam kaitannya dengan para penentang jabat tangan. Secara pribadi, saya akan menolak permintaan mereka."

Persoalan semakin melebar dengan kantor imigrasi di wilayah Negara bagian Basel juga mengatakan bahwa proses naturalisasi bagi keluarga itu dihentikan, menambahkan bahwa mereka mencari informasi lebih lanjut tentang keadaan di mana permintaan suaka ayah anak laki-laki itu telah disetujui.

Juru bicara Negara bagian Basel Adrian Baumgartner telah mengkonfirmasi laporan dari kantor berita nasional negara ATS atas penangguhan tersebut.

Sebelumnya sengketa serupa telah terjadi sebelumnya di Swiss ketika beberapa orang tua Muslim didenda setelah menuntut anak perempuan mereka dibebaskan dari pelajaran berenang namun beberapa sekolah juga telah melarang pemakaian cadar penuh. (st/ptv)


latestnews

View Full Version