View Full Version
Sabtu, 20 Aug 2016

Meski Bukti Kuat, Rusia Tetap Bantah Bombardir Rumah Bocah Suriah Omran Daqneesh

MOSKOW, RUSIA (voa-islam.com) - Beberapa hari setelah sebuah video menunjukkan seorang bocah Suriah terkejut, berlumuran darah, dipenuhi debu yang disebabkan oleh serangan udara Rusia, Moskow telah pergi untuk membela diri.

Video dari Omran Daqneesh bocah lima tahun difilmkan setelah sebuah bom menghantam wilayah oposisi di Aleppo, dan mengubur anak laki-laki tersebut di bawah rumahnya. Beruntung ia berhasil dikeluarkan dengan selamat oleh regu penolong.

Distrik Qaterji telah sering ditargetkan oleh pesawat tempur rezim teroris Assad dan Rusia sejak Moskow memasuki perang pada September 2015.

Beberapa aktivis dan warga sipil telah mengatakan Rusia yang melakukan serangan tersebut. Namun dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh  kementerian perang hari Jum'at (19/8/2016) Moskow membantah bertanggung jawab dan berbohong mengatakan "tidak pernah menargetkan daerah berpenduduk".

Sebaliknya, Moskow justru membuat klaim dagelan bahwa itu adalah pekerjaan pejuang oposisi sendiri yang telah menghantam daerah perkotaan untuk menggagalkan "sandiwara upaya kemanusiaan" yang mereka buat.

Pengeboman oleh Komunis Rusia ini terjadi meskipun para pejuang oposisi sudah mengatakan mereka akan menyetujui gencatan senjata 48 jam di Aleppo dan meskipun mereka tahu Moskow dan Damaskus telah berulang kali menghianati gencatan senjata sebelumnya.

Bukti konyol

Kementerian perang Rusia berdalih itu bukan pekerjaan mereka dengan "bukti konyol" dimana dalam rekaman terlihat pintu dan jendela dari rumah tetangga yang utuh.

Moskow mengatakan bahwa ini menunjukkan bahwa rumah anak itu tidak ditargetkan oleh bom tetapi rajau pejuang oposisi.

Video dari anak lima tahun tertegun dan membatu telah banyak dibagikan di media sosial. Gambar ini menangkap sakit hati dan pembantaian yang tidak pernah berakhir yang diderita Muslim Sunni di Aleppo dan juga wilayah Suriah lainnya oleh rezim dan bom Rusia.

Targetkan rumah sakit

Menurut warga Suriah, aktivis dan kelompok hak asasi manusia internasional Rusia telah tanpa pandang bulu membombardir daerah pemukiman sipil dari udara.

Selain pemukiman warga sipil, puluhan rumah sakit, sekolah dan kamp-kamp pengungsi sudah terkena bom rezim Rusia dan Suriah, kelompok hak asasi manusia mengatakan.

Doctors Without Borders - yang mengoperasikan rumah sakit di Suriah - berhenti memberikan koordinat GPS lokasi rumah sakit miliknya ke Rusia setelah fasilitas medis mereka berulang kali ditargetkan oleh pesawat-pesawat tempur dan rudal permukaan-ke-permukaan.

Bom bodoh

Analis mengatakan bahwa Rusia sering menggunakan bom bodoh (terarah ala kadarnya) untuk menargetkan daerah-daerah sipil yang dikuasai pejuang oposisi.

Aktivis dan kelompok hak asasi manusia mengatakan mereka juga telah menemukan bukti bahwa Moskow sering menggunakan bom cluster dan bom pembakar yang dilarang di Suriah.

"Operasi militer gabungan Suriah-Rusia telah menggunakan senjata pembakar, yang membakar korban mereka dan memulai kebakaran, di daerah-daerah sipil Suriah yang melanggar hukum internasional," kata Human Rights Watch dalam sebuah pernyataan pekan ini.

"Senjata pembakar tersebut telah digunakan setidaknya 18 kali selama sembilan pekan terakhir, termasuk serangan pada daerah yang dikuasai oposisi di kota-kota Aleppo dan Idlib pada tanggal 7 Agustus 2016."

Hingga 500.000 orang telah tewas dalam perang Suriah sebagian besar - warga sipil - dan sebanyak 10 juta kehilangan tempat tinggal oleh rezim dan pemboman Rusia.

serangan udara Rusia diperkirakan menyebabkan ribuan orang tewas dan sedikitnya 500 wanita dan anak-anak. (st/MEE)


latestnews

View Full Version