View Full Version
Selasa, 11 Oct 2016

Rusia akan Jadikan Tartous Sebagai Pangkalan Angkatan Laut Permanen di Suriah

MOSKOW, RUSIA (voa-islam.com) - Kehadiran Rusia di Timur Tengah bisa segera tetap, ketika Moskow tampaknya akan mengubah fasilitas angkatan laut di kota pelabuhan Suriah Tartous menjadi basis permanen.

"Di Suriah kita akan memiliki pangkalan angkatan laut permanen di Tartous," kata Wakil Menteri Pertahanan Nikolai Pankov.

Ini adalah langkah terbaru oleh Moskow untuk memperkuat pasukannya dalam mendukung rezim teroris Suriah - dan memperbaiki kehadirannya di Mediterania - saat ketegangan dengan Barat melonjak mengikuti kampanye pengeboman yang menghancurkan negara itu khususnya Aleppo dalam beberapa pekan terakhir.

Pekan lalu, Rusia mengerahkan sistem rudal pertahanan udara terbaru S-300 ke Tartous dan mengancam Washington akan menghentikan setiap upaya serangan AS terhadap pasukan rezim di Suriah.

Moskow juga mengirim tiga kapal rudal untuk memperkuat pasukan angkatan laut di lepas pantai Suriah.

Pankov tidak memberikan jangka waktu mengubah fasilitas angkatan laut Tartous - yang ada sejak era Soviet - menjadi basis permanen.

Dia mengatakan tujuan utama dari S-300 adalah untuk melindungi fasilitas angkatan laut Tartous.

Anggota parlemen Rusia pada hari Jumat meratifikasi kesepakatan dengan Suriah atas penyebaran "tak terbatas" dari angkatan udara ke negara itu, sebuah langkah yang dilihat sebagai pembuka jalan bagi jet-jet Rusia untuk tinggal dalam jangka panjang.

Kesepakatan yang ditandatangani antara Moskow dan Damaskus pada bulan Agustus 2015, memungkinkan Rusia untuk membangun pangkalan udara Hmeimim untuk meluncurkan operasi tahun lalu.

Ketegangan telah memburuk sejak Washington menarik pembicaraan dengan Moskow yang bertujuan menghidupkan kembali kesepakatan gencatan senjata Suriah, mengutip kampanye pemboman brutal Rusia.

Rusia pada hari Sabtu memveto rancangan resolusi PBB tentang penghentian serangan udara di Aleppo yang dilanda perang oleh Moskow dan Damaskus, dengan AS menyerukan penyelidikan kejahatan perang atas pembantaian itu. (st/TNA)


latestnews

View Full Version