View Full Version
Ahad, 06 Nov 2016

Rusia Khawatir Serangan Jihadis yang Kembali ke Rumah dari Suriah

MOSKOW, RUSIA (voa-islam.com) - Sejumlah besar warga Rusia, yang saat ini aktif di jajaran kelompok-kelompok jihad di Suriah, kemungkin juga  meluncurkan serangan jihad setelah mereka kembali ke rumah, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev menyuarakan kekhawatiran.

"Ribuan warga Rusia dan para individu dari republik pasca-Soviet lainnya berjuang di Suriah. Orang-orang yang telah benar-benar dicuci otaknya ini kembali ke rumah sebagai pembunuh profesional dan teroris. Dan kita tidak ingin mereka menggelar sesuatu yang serupa di Rusia setelah tugas Suriah mereka berakhir," kata Medvedev pada hari Sabtu (5/11/2016).

Akhir tahun lalu, Alexander Bortnikov, kepala Dinas Keamanan Federal Federasi Rusia, yang dikenal sebagai FSB, mengungkapkan bahwa sekitar 2.900 warga. Rusia telah meninggalkan negara itu untuk bergabung dengan kelompok-kelompok jihad yang beroperasi di Suriah yang dilanda perang. Menurut angka resmi, lebih dari 90 persen dari orang-orang ini pergi setelah pertengahan 2013.

"Kami sudah mengalami hal ini, termasuk dalam konteks perang Kaukasus pada 1990-an. Pertama-tama, kami ingin mereka tinggal di sana. Kedua, pemerintah Suriah meminta para pemimpin Rusia untuk membantu mereka mengembalikan hukum dan ketertiban, "kata Medvedev.

Rusia telah terlibat dalam kampanye anti-jihad melalui melakukan serangan udara terhadap posisi mujahidin di Suriah sejak 30 September 2015, berdasarkan permintaan dari pemerintah di Damaskus. Menurut klaim analis, kampanye itu umumnya telah berhasil dalam membantu pasukan pemerintah Suriah memberikan keseimbangan perlawanan mujahidin baik lokal maupun asing di berbagai daerah di seluruh negeri.

Di tempat lain dalam sambutannya, perdana menteri Rusia menegaskan bahwa "rakyat Suriah" harus memutuskan masa depan politik mereka, apakah pemimpin mereka menjadi incumbent Presiden Bashar al-Assad atau orang lain.

"Ini bukan bisnis kami. Tapi kami tidak ingin Suriah hancur menjadi beberapa kantong-kantong dan sektor, di mana masing-masing sektor akan dikontrol oleh kelompok teroris (baca: jihad) yang terpisah, "kata Medvedev. (St/ptv)


latestnews

View Full Version