View Full Version
Kamis, 17 Nov 2016

Jaksa Penuntut Militer Libanon Nyatakan FSA sebagai Organisasi Teororis

BEIRUT,LIBANON (voa-islam.com) - Jaksa penuntut militer Libanon telah memberi label Tentara Pembebasan Suriah [FSA] sebagai "organisasi teroris", menyamakan kelompok pejuang oposisi itu dengan kelompok ekstrimis seperti Islamic State [IS].

Hakim Fadi Akiki mengatakan pada hari Senin (14/11/2016) bahwa ia menganggap FSA sebagai kelompok yang sama seperti IS dan Al-Qaidah di Suriah, Jabhat Al-Nusrah, selama persidangan terhadap pengungsi Suriah dituduh bergabung dengan FSA.

"Kami terus mendengar tentang organisasi ini, yang sama dengan IS dan Jabhat Al-Nusrah. Mereka adalah kelompok teroris mendatangkan malapetaka di Suriah, melawan rezim dan menghancurkan negara," kata Akiki, mengacu pada FSA, menurut Lebanon24.

"Di mana pun mereka pergi tempat itu hancur. Setiap kelompok bersenjata yang membawa senjata adalah kelompok teroris, apa pun nama mereka."

Akiki membuat komentar tersebut dalam pengadilan Fajr Farraj, seorang pengungsi Suriah yang ditangkap saat ia mencoba untuk meninggalkan Libanon ke Turki, dalam perjalanan ke Jerman.

Warga Suriah 26 tahun itu - yang mengatakan ia adalah anggota dari FSA - telah dituduh bergabung dengan organisasi teroris dan melawan tentara Libanon di kota perbatasan Arsal, di mana pejuang IS dan Al-Nusra telah hadir.

Akiki mengatakan bahwa tidak ada kesepakatan internasional melegitimasi FSA, setelah pengacara Farraj berargumen bahwa kelompok pemberontak itu tidak diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh PBB.

IS dan militan lainnya telah berusaha dengan melakukan sejumlah serangan ke Libanon, yang mereka katakan mendukung rezim Assad, dengan anggota bersenjata IS dan Al-Nusrah merebut Arsal pada bulan Agustus tahun 2014.

Mereka kemudian didorong keluar oleh militer Libanon, tapi setidaknya 20 tentara Libanon disandera selama pertempuran berikutnya. Meskipun mayoritas yang dirilis, beberapa dieksekusi.

Pada tahun 2012, anggota FSA menyerang sebuah pos perbatasan dekat Arsal sebelum mereka diusir oleh militer Libanon.

Lebanon telah menerima lebih dari 1 juta pengungsi Suriah, sementara tentara dan pasukan keamanan negara itu telah dikerahkan di sepanjang perbatasan dengan Suriah.

Keputusan ini bisa dianggap wajar mengingat pemerintah Libanon terlebih militernya telah dipengaruhi oleh militan Syi'ah Hizbullata, yang tetap menjadi kunci untuk mesin militer rezim Suriah, yang juga memusuhi FSA.

Militan Syi'ah Hizbullata sendiri, yang telah dicap sebagai organisasi teroris oleh internasional, telah mengirimkan ribuan petempur mereka untuk berperang di Aleppo dan di tempat lain untuk mendukung Assad melawan mujahidin. (st/TNA)


latestnews

View Full Version