View Full Version
Senin, 28 Nov 2016

Menlu Qatar Sebut Jalur Gaza Lahan Subur untuk Berkembangnya Islamic State (IS)

DOHA, QATAR (voa-islam.com) - Jalur Gaza adalah lahan subur bagi para loyalis Islamic State (IS) berkembang, menteri luar negeri Qatar mengatakan hari Sabtu (26/11/2016).

Pertikaian sesama kelompok perlawanan Palestina dan blokade Israel selama satu dekade bisa mengubah kantung miskin itu menjadi "tempat peluncuran" untuk perekrutan dari IS, kata Sheikh Mohammad bin Abdulrahan al-Thani.

"Jika kita akan meninggalkan mereka sebagaimana mereka adanya, orang-orang dari Daesh dapat merekrut mereka dengan mudah. ​​Mereka dapat mulai beroperasi dari sana dengan mudah," katanya kepada Reuters, menggunakan akronim Arab untuk IS.

"Ini (Gaza) dapat berubah juga sebagai landasan untuk ekstremisme dan terorisme ... Itulah mengapa kita perlu mengakhiri ini," katanya.

Qatar, sebuah negara Teluk kecil kaya minyak adalah pendukung utama Hamas, gerakan bersenjata yang telah mempertahankan kontrol atas Jalur Gaza selama hampir satu dekade meskipun konflik dengan Israel dan keretakan dengan Presiden Palestina dan pemimpin Fatah Mahmoud Abbas.

Banyak dari 2 juta penduduk wilayah terkepung itu hidup dalam kemiskinan dan berjuang untuk mencari pekerjaan. Zionis Israel dan Mesir telah menuduh Hamas sebagai kelompok teroris yang mengeksploitasi penderitaan Gaza untuk keuntungan politik - sebuah dakwaan yang kelompok itu sangkal.

Akun media sosial Pro-IS telah menuduh Hamas menangkapi para pendukung mereka di Gaza.

Qatar tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Zionis Israel dan telah tegang dengan pemerintah Mesir yang didukung militer, yang telah membiarkan perbatasannya dengan Jalur Gaza sebagian besar tertutup tertutup sejak penggulingan Presiden Muhammad Mursi tahun 2013.

Doha telah membayar gaji pekerja sektor publik Gaza dan membangun rumah baru bagi warga Palestina setelah perang 2014 dengan Israel.

Sumbangan Qatar, yang juga menjadi tempat tinggal pemimpin Hamas Khaled Meshaal sejak 2012, telah mendukung penguasa de facto Gaza, membuat jengkel Zionis Israel dan pemerintah Palestina yang didukung AS yang berbasis di Tepi Barat yang diduduki.

Sheikh Mohammed mengatakan bahwa memajukan upaya persatuan Palestina dan meringankan blokade tidak harus "lupa" karena perang yang berlangsung di Timur Tengah.

"Kami percaya ini akan menjadi langkah memiliki beberapa bantuan bagi rakyat Gaza. Melupakan Palestina -. menundanya sampai nanti - akan jauh lebih berisiko," katanya, mengacu pada tujuan Palestina dari menciptakan sebuah negara di Tepi Barat dan Gaza. (st/MEE)


latestnews

View Full Version