View Full Version
Kamis, 08 Dec 2016

Thailand Akan Lanjutkan Pembicaraan Damai dengan Pejuang Muslim Patani

BANGKOK,  THAILAND (voa-islam.com) - Thailand mengatakan hari Kamis (8/12/2016) pembicaraan damai dengan kelompok pejuang Muslim akan dilanjutkan di Malaysia pekan depan setelah putaran pada bulan September berakhir tanpa kemajuan.

Pejuang Muslim Patani yang melakukan perjuangan bersenjata puluhan tahun di provinsi-provinsi Thailand selatan Yala, Patani dan Narathiwat yang berpenduduk mayoritas Muslim telah meningkatkan serangan sejak tahun 2004 dengan lebih dari 6.500 orang tewas, menurut sebuah kelompok pemantau independen.

Upaya perdamaian dimulai pada tahun 2013 di bawah pemerintahan sipil dan dijemput lagi oleh sebuah pemerintahan militer yang dibentuk setelah 2014 kudeta.

Pembicaraan pada 2 September antara pemerintah Thailand dan pejuang Muslim di ibukota Malaysia, Kuala Lumpur, berakhir tanpa terobosan.

Sebagian besar Muslim Malaysia telah berusaha mendorong proses tersebut ke depan.

"Pekan depan tim kecil akan melakukan perjalanan ke Malaysia untuk berbicara dengan kelompok-kelompok yang berbeda pendapat untuk membahas 'zona aman'," Jenderal Aksara Kerdpol, pemimpin negosiator pemerintah Thailand, kepada Reuters.

"Tujuan kami adalah untuk meminimalkan kerugian dan kekerasan. Pembicaraan saat ini adalah pada tahap membangun kepercayaan dan zona keselamatan ini adalah salah satu cara membangun kepercayaan ini," katanya.

Zona keselamatan akan menjadi daerah di mana pertempuran terkait perjuangan bersenjata adalah terlarang, menurut militer Thailand, tetapi rincian tentang zona tersebut belum dibuat jelas.

Sebelumnya enam orang ditembak mati pada Rabu dan Kamis di wilayah pedalaman Selatan Thailand, meskipun empat dari kematian diduga terkait dengan perselisihan pribadi, kata Komando Operasi Keamanan Internal militer Thailand.

Pada Bulan Agustus serangkaian pemboman menewaskan empat warga Thailand dan melukai puluhan orang, termasuk orang asing, di kota-kota wisata, menimbulkan kekhawatiran bahwa kekerasan gerilyawan tumpah keluar jauh dari selatan.

Tidak ada kelompok yang mengakui di balik pemboman itu dan pemerintah memberi sinyal campuran, apakah para pejuang Muslim diyakini telah bertanggung jawab, meskipun polisi melakukan kaitan serangan terkoordinasi itu dengan pejuang Muslim. (st/ahram) 


latestnews

View Full Version