Hamas Tawarkan Pengampunan pada Kolaborator Israel Jika Menyerahkan Diri dalam Sepekan

JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Kelompok pejuang Hamas telah menawarkan waktu sepekan kepara para kolaborator Zionis Israel untuk menyerahkan diri dan menerima grasi ketika mereka tengah menyelidiki pembunuhan salah satu pejabat mereka di Jalur Gaza, yang disalahkan pada Israel.

"Pintu-pintu pertobatan akan terbuka selama satu pekan, 4-11 April," kata kementerian dalam negeri dalam sebuah pernyataan.

Hamas, yang memerintah Jalur Gaza, juga memperketat akses terbatas dari wilayah kantung itu menyusul pembunuhan 24 Maret.

Langkah tersebut tetap di berlaku pada Rabu (5/4/2017) meskipun seruan dari LSM dan kelompok-kelompok hak asasi manusia untuk mengangkatnya.

Pembatasan itu telah menghentikan pasien laki-laki berusia dari 15 sampai 45 dari menggunakan perlintasan satu-satunya wilayah itu bagi orang-orang untuk masuk Israel untuk menerima perawatan medis, kata Human Rights Watch.

Keluar lewat laut juga dilarang meskipun tuntutan dari para nelayan yang mempersiapkan salah satu periode paling produktif tahun ini.

Hamas menyalahkan badan intelijen Israel Mossad dan "kolaborator" untuk pembunuhan Mazen Fuqaha di wilayah Palestina.

Kelompok itu telah bersumpah melakukan "langkah-langkah radikal" terhadap warga Palestina yang "berkolaborasi" dengan Israel, dengan juru bicara kementerian dalam negeri Iyad al-Bozum mengatakan bahwa itu bisa berarti penangkapan, pengadilan dan bahkan eksekusi.

Pemeriksaan keamanan dan pencarian telah meningkat, termasuk pemeriksaan di jalan.

Beberapa puluh orang berdemonstrasi pada hari Rabu pagi di Gaza untuk menyerukan eksekusi.

Menurut Hamas, Fuqaha membentuk sel-sel untuk sayap militer kelompok itu di kota-kota Tepi Barat seperti Tubas, di mana ia lahir, dan Jenin.

Israel dan para pejuang Palestina di Gaza telah terlibat tiga kali perang sejak 2008. Kantong tersebut telah berada di bawah blokade Israel selama 10 tahun. (st/MEE)