View Full Version
Rabu, 17 May 2017

Belasan Siswi di India Mogok Makan Sebagai Bentuk Protes Pelecehan Seksual

HARYANA, INDIA (voa-islam.com) - Tiga belas siswi melancarkan aksi mogok makan selama enam hari terakhir untuk menentang pelecehan seksual yang terjadi setiap hari di negara bagian Haryana, India.

Para siswi yang berusia antara 16 hingga 18 tahun tersebut mengatakan kepada BBC bahwa para laki-laki sering mengeluarkan ujaran pelecehan seksual ketika mereka berangkat ke sekolah di desa tetangga mereka.

Dikatakan oleh mereka bahwa para pejabat setempat di Distrik Rewari gagal melindungi mereka.

Pemerintah juga sudah berjanji untuk meningkatkan tingkat sekolah yang ada di desa itu menjadi sekolah menengah sehingga anak-anak perempuan tidak harus melakukan perjalanan jauh ke sekolah.

Dalam aksinya, para siswi yang menolak makan tapi tetap mengonsumsi air, menyatakan bahwa mereka tidak akan mengakhiri aksi sampai mereka melihat bukti perintah tertulis.

Beberapa orang tua dan siswa yang tidak melakukan mogok makan juga turut melancarkan protes.

"Hampir setiap hari, kami mengalami pelecehan seksual," kata Sheetal, salah seorang siswi.

"Apakah kita seharusnya berhenti belajar? Apakah kita seharusnya berhenti bermimpi? Apakah orang-orang kaya dan anak-anak mereka yang boleh bermimpi? Pemerintah seharusnya melindungi kami atau membuka sekolah menengah di desa kami."

Siswi lain, Sujata, mengatakan pria-pria "sering berusaha menyentuh kita secara tidak pantas".

"Mereka menulis nomor telepon kami di tembok-tembok, mengeluarkan kata-kata menjijikan. Sebenarnya ada hal-hal yang lebih buruk, tetapi tak semuanya dapat digambarkan," tuturnya.

Menurut Rohtash Kumar, ayah dari salah seorang siswi yang turut melakukan aksi, mengungkapkan persoalan pelecehan sudah berlangsung bertahun-tahun.

"Inilah untuk pertama kalinya anak-anak menempuh jalan mereka sendiri. Kaum pria di desa kami mendukung perjuangan mereka," katanya.

Ia menginginkan jaminan nyata bahwa perubahan-perubahan yang dijanjikan oleh polisi dan pejabat setempat akan dilaksanakan.

"Janji-janji seperti itu tidak dipenuhi di masa lalu. Kami ingin memastikan perjuangan kami tidak sia-sia karena janji palsu," tambah Kumar.[fq]


latestnews

View Full Version