View Full Version
Sabtu, 27 May 2017

Langgar Tradisi, Menlu AS Tolak Permintaan Acara Kegiatan Ramadhan di Departemennya

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Menteri Luar Negari AS Rex Tillerson telah menolak permintaan untuk mengadakan acara Ramadhan di departemennya, melanggar tradisi 20 tahun yang dirayakan oleh Demokrat dan Republik, menurut sebuah laporan baru.

Rupanya, diplomat utama AS itu diminta oleh Kantor Urusan Agama dan Urusan Luar Negeri untuk menyelenggarakan resepsi untuk Idul Fitri, dimana umat Islam merayakan akhir bulan suci Ramadan, Reuters melaporkan pada hari Jum'at (26/5/2017).

Semua menteri luar negeri AS telah menyelenggarakan acara Ramadhan di departemen tersebut sejak tahun 1999, tahun dimana Menlu Madeleine Albright mengadakan acara itu pertama kali.

Juru bicara departemen mengatakan sebuah acara di bulan Ramadan masih mungkin dilakukan di masa depan. "Kami masih menjajaki kemungkinan pilihan untuk merayakan Idul Fitri, yang menandai berakhirnya bulan Ramadhan.

Duta besar AS didorong untuk merayakan Ramadhan melalui berbagai kegiatan, yang diadakan setiap tahun di misi di seluruh dunia, "katanya kepada Reuters.

Kelompok Muslim di Washington, termasuk Dewan Urusan Publik Muslim, mengatakan bahwa mereka belum menerima undangan dari departemen tersebut untuk sebuah acara. "Jika mereka memilikinya, kami belum diundang," kata juru bicara dewan tersebut.

Pada hari Jum'at, Tillerson menandai awal Ramadan dalam sebuah pernyataan, yang menggambarkannya sebagai "bulan penghormatan, kemurahan hati, dan refleksi diri."

Presiden AS Donald Trump juga mengeluarkan sebuah pernyataan, dengan harapan "semua umat Islam mengalami Ramadan yang menyenangkan."

Namun, pesan kepala negara Amerika itu dicampur dengan peringatan melawan teror dan kekerasan, bahkan menyebut pemboman baru-baru ini di sebuah konser di kota Inggris Manchester.

Obsesi Trump terhadap terorisme dalam pesan Ramadhan membuatnya berbeda dari para pendahulunya.

Misalnya, mantan Presiden AS George W.Bush bahkan tidak menyebutkan kata "teror" dalam pesan Ramadhannya dua bulan setelah serangan teror 11 September 2001 di New York.

Retorika anti-Muslim Trump sebelum dan sesudah kepresidenan telah menimbulkan kemarahan di dunia Islam. (st/ptv) 


latestnews

View Full Version