View Full Version
Kamis, 08 Jun 2017

Pasukan Keamanan Filipina Tangkap Ayah dari Maute Bersaudara di Davao City

DAVAO CITY, FILIPINA (voa-islam.com) - Polisi dan militer Filipina pada hari Selasa (6/6/2017) pagi menangkap ayah dari Maute bersaudara, pemimpin kelompok afiliasi Islamic State (IS) yang telah menguasai dan memerangi pasukan pemerintah di Kota Marawi sejak 23 Mei lalu.

Polisi mengatakan Cayamora Maute dan istri keduanya, Kongan Alfonso-Maute ditangkap di sebuah pos pemeriksaan Task Force Davao di Sirawan, Distrik Toril.

Cayamora Maute sedang naik mobil van saat dihentikan di pos pemeriksaan.

Letnan Kolonel Nestor Mondia, komandan detasemen Task Force Davao, mengatakan Cayamora, yang mengenakan masker bedah dan membungkus dirinya dengan malong, saat ditangkap, sedang dalam perjalanan ke Davao City dari Cotabato City untuk mendapatkan pertolongan medis.

Mondia mengatakan bahwa Kongan juga berada di dalam van dan duduk di samping Cayamora.

Selain mereka, juga ditangkap adalah sopir van Aljon Salazar Esmael, Bensarali Tingao dan istrinya Norjannah, anak perempuan dari Cayamora Maute.

Pasukan keamanan menyita beberapa kartu identitas dan uang tunai senilai P363.000 dari Cayamora Maute.

Cayamora Maute akan ditahan di Kantor Polisi Davao City sambil menunggu pengajuan dakwaan pemberontakan.

"Penangkapan orang paling dihormati suku Maute merupakan pukulan besar bagi kelompok teroris Maute-ISIS," Brigadir. Jenderal Gilbert Gapay, juru bicara Komando Mindanao Timur, mengklaim.

Chief Supt. Manuel Gaerlan, direktur regional polisi, mengatakan Cayamora mengakui bahwa dia adalah ayah pemimpin kelompok Maute.

"Orang tersebut mengkonfirmasi identitasnya. Dia adalah Cayamora Maute, "katanya. Cayamora sendiri menolak menjawab pertanyaan dari para wartawan.

Bentrokan senjata antara pasukan pemerintah dan kelompok Maute yang berafiliasi dengan Islamic State masih terjadi di beberapa bagian kota Marawi.

Kota ini direbut oleh para pejuang kelompok Maute pada 23 Mei setelah pasukan pasukan keamanan Filipina berusaha menahan puluhan dari mereka, yang lolos dari serangan yang gagal yang menargetkan seorang tersangka pejuang terkait IS tingkat atas pada hari yang sama di sebuah apartemen.

Operasi tersebut bertujuan untuk menangkap Isnilon Hapilon, pemimpin kelompok Abu Sayyaf, yang terkenal dengan serangan terhadap pasukan keamanan, pembajakan dan penculikan dan pemancungan orang-orang Barat.

Serangan militer tersebut mendorong para pejuang Abu Sayyaf untuk meminta bantuan dari kelompok sekutu, Maute. Hampir 50 orang bersenjata berhasil masuk ke kota.

Baik Maute maupun Abu Sayyaf telah berjanji setia kepada Islamic State dan telah menjadi tantangan besar bagi militer Filipina. (st/Inquairy)


latestnews

View Full Version