View Full Version
Senin, 12 Jun 2017

Qatar Dibanjiri Produk Makanan Asal Turki Setelah Diblokade Secara Ekonomi oleh Negara Teluk

DOHA, QATAR (voa-islam.com) - Produk-produk Turki membanjiri toko-toko di Qatar, yang menghadapi blokade ekonomi dari negara-negara Arab lainnya, menyusul tingginya permintaan dari negara tersebut.

Pada hari Senin, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, menuduh Doha mendukung terorisme.

Arab Saudi juga telah menutup perbatasan daratnya dengan Qatar, secara geografis mengisolasi negara Teluk kecil tersebut.

Qatar, pada bagiannya, dengan keras membantah tuduhan bahwa ini adalah pendukung terorisme, yang menggambarkan langkah tersebut untuk secara diplomatis mengisolasinya sebagai "tidak dapat dibenarkan".

Di tengah garis diplomatik yang melanda negara Teluk, Turki berdiri di samping Qatar ketika Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Jum'at bahwa "Kami tidak akan meninggalkan saudara Qatar kami."

Presiden Turki juga meminta Riyadh untuk menghapus semua sanksi terhadap Doha dan membuka pembicaraan diplomatik.

Ankara selanjutnya bergerak untuk mengirim stok makanan dan persediaan air di atas kapal kargo ke negara Teluk kecil tersebut.

Rantai pasar Qatar mengumumkan di media sosial bahwa produk makanan sehari-hari dari Turki seperti susu, yogurt, dan ayam sekarang ada di rak dengan tanda "dari Turki melalui udara."

"Semuanya berjalan baik di Qatar," Suhail Awad, pembelanja Qatari di Doha, mengatakan kepada Anadolu Agency.

"Kami sekarang membeli produk Turki," katanya. "Untuk pertama kalinya, anakku akan minum susu dari Turki."

Awad terus memuji dukungan Turki untuk Qatar sehubungan dengan blokade Arab.

"Begitulah hubungan sebenarnya. Saya harap negara-negara Arab akan mengembangkan hubungan mereka dengan cara yang sama seperti ini," katanya.

Dalam wawancara sebelumnya dengan Anadolu Agency, warga Qatar tampil optimis meski krisis diplomatik negara mereka terus berlanjut dengan tetangganya.

Bagaimanapun, banyak juga yang menyuarakan kemarahan karena langkah oleh negara-negara Arab untuk memotong hubungan diplomatik - dan persediaan makanan - terlebih ini terjadi selama bulan puasa Ramadhan. (st/aa)


latestnews

View Full Version