View Full Version
Rabu, 12 Jul 2017

Seorang Perwira Miter Rusia Tewas Akibat Tembakan Mortir Pejuang Suriah di Hama

HAMA, SURIAH (voa-islam.com) - Seorang perwira militer Rusia tewas setelah terkena tembakan mortir pejuang oposisi di provinsi Hama, Suriah yang dilanda perang, kementerian pertahanan mengatakan pada hari Rabu (12/7/2017) pagi.

Kapten Nikolay Afanasov tewas oleh "tembakan mortir yang tiba-tiba di sebuah kamp tentara pemerintah Suriah", kementerian tersebut mengatakan, mengindikasikan bahwa dia adalah bagian dari sekelompok instruktur militer yang melatih tentara Suriah.

Kematiannya meningkatkan jumlah tentara Rusia yang tewas dalam pertempuran di Suriah menjadi 32, menurut klaim kementerian pertahanan.

Seorang tentara lainnya melakukan bunuh diri pada bulan pertama operasi Rusia di Suriah yang dimulai pada bulan September 2015.

Kota Hama sendiri merupakan ibu kota kegubernuran dengan nama yang sama, dan berada di bawah kendali pemerintah.

Kota ini telah terhindar dari kehancuran sebagaimana yang dihadapi oleh pusat kota Suriah seperti Aleppo, meskipun telah dilanda kekerasan sesekali.

Di seluruh provinsi lainnya, pasukan pemerintah masih memerangi mujahidin dan pasukan oposisi sekutu.

Provinsi ini sangat strategis bagi Assad karena memisahkan kekuatan oposisi di Idlib dari Damaskus ke selatan dan wilayah pesisir rezim di barat.

Pasukan rezim, yang didukung oleh serangan udara berat di Rusia, melancarkan serangan besar pada bulan Juni di wilayah yang dipegang Islamic State (IS) di daerah pedesaan Hama.

Moskow campur tangan dalam perang Suriah pada bulan September 2015 dengan serangan udara, setelah pejuang oposisi memenangkan serangkaian pertempuran melawan pasukan Assad.

Menurut pemantau independen, ratusan ribu warga sipil terbunuh dalam perang tersebut, kebanyakan oleh rezim Assad dan sekutunya para milisi Syi'ah asing bayaran, dan jutaan orang telah mengungsi baik di dalam maupun di luar Suriah.

Taktik brutal yang dilakukan terutama oleh rezim tersebut, yang mencakup penggunaan senjata kimia, pengepungan, eksekusi massal dan penyiksaan terhadap warga sipil telah menyebabkan penyelidikan kejahatan perang. (st/TNA) 


latestnews

View Full Version