View Full Version
Jum'at, 14 Jul 2017

Dubes Yordania dan Palestina Kenang Kudeta Gagal di Turki

ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Satu tahun setelah upaya kudeta mematikan pada 15 Juli 2016 lau, para duta besar Yordania dan Palestina untuk Turki menceritakan kembali ingatan dan perspektif mereka kepada Anadolu Agency tentang kudeta yang mencoba menggagalkan demokrasi Turki.

Organisasi Teroris Fetullah (FETO) dan pemimpinnya di AS, Fetullah Gulen, melakukan percobaan kudeta pada 15 Juli tahun lalu yang menewaskan 250 orang dan melukai hampir 2.200 lainnya.

"Tidak ada yang mengharapkan hal seperti itu terjadi di Turki," kata duta besar Yordania untuk Turki, Amjad al-Adaileh, kepada Anadolu Agency.

Al-Adaileh mengatakan bahwa dia sedang melakukan kunjungan ke Yordania saat usaha kudeta berlangsung dan dia mendapat kabar mendesak dari Turki melalui saluran telepon.

"Ini adalah berita yang mengejutkan," katanya, dan hal itu tidak diharapkan terutama saat ini, ketika wilayah Timur Tengah membutuhkan Turki dan stabilitasnya, kemakmurannya, serta dukungannya untuk menjamin keamanan dan stabilitas di wilayah-wilayah yang memanas.

Dia mengikuti berita sampai pagi sebelum kembali ke Ankara untuk mengikuti perkembangan lebih dekat.

Al-Adaileh mengatakan bahwa Timur Tengah menghadapi terorisme dan kekerasan sehingga membutuhkan seseorang untuk bertindak sebagai aktor regional, yang menekankan pentingnya peran Turki.

"Setelah usaha kudeta yang gagal, Yang Mulia Raja Abdullah II mengungkapkan solidaritas Yordania dengan Turki dan kelanjutan perannya dalam menjaga perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut.

Sementara itu, Duta Besar Palestina untuk Turki Faid Mustafa mengatakan bahwa pada malam kudeta, dia khawatir dengan nasib Turki.

"Setelah mendapatkan berita pertama, saya langsung pergi ke kantor kedutaan untuk mengikuti perkembangan dari sana, dimana saya tinggal sampai dini hari, jam-jam yang menunjukkan tanda-tanda kegagalan usaha kudeta."

Dia menambahkan, "Apa yang terjadi mengejutkan dan tidak bisa dimengerti sama sekali."

"Sangat membingungkan bahkan bagi warga Turki, yang tidak menyadari dengan tepat apa yang terjadi sampai sebagian besar menjadi jelas," kata Mustafa.

"Saya sendiri khawatir dengan nasib Turki malam itu," tambahnya,

"Bagi saya, aneh melihat pesawat tempur di langit atau tank di Lapangan Kizilay - alun-alun di ibukota - dan semua itu membuat saya sangat prihatin dengan Turki, nasib, prestasi, dan stabilitasnya."

Setelah kegagalan usaha kudeta, Mustafa pergi ke gedung parlemen untuk menghadiri sidang darurat 16 Juli, dan saat dia mendekat, dia melihat dampak dari kehancuran di sana.[fq]


latestnews

View Full Version