View Full Version
Sabtu, 05 Aug 2017

Setelah Bertandang ke Saudi, Moqtada al-Sadr Minta Baghdad Bubarkan Milisi Syi'ah Hashd Al-Shaabi

BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Pemimpin Syi'ah Irak yang berpengaruh Moqtada al-Sadr pada hari Jum'at (4/8/2017) meminta pemerintah Baghdad untuk membubarkan organisasi payung paramiliter Syi'ah brutal Hashd al-Shaabi yang didukung Iran.

Sadr berbicara kepada ribuan pendukungnya di ibu kota Irak setelah sebuah kunjungan langka pada akhir pekan ke penguasa raja Sunni yang berkuasa di Arab Saudi, saingan setia republik Syi'ah Iran.

Dalam pidato yang disiarkan di layar besar, Sadr mendesak Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi untuk membubarkan Hashd dan "mengintegrasikan pasukan paramiliter Syi'ah itu ke dalam militer", seorang wartawan AFP mengatakan.

Sadr juga meminta pihak berwenang untuk "merebut persenjataan semua kelompok bersenjata". Hashd al-Shaabi secara nominal berada di bawah komando Abadi, namun beberapa komponennya selama bertahun-tahun telah mengirim petempur untuk mendukung Damaskus dalam konflik enam tahun melawan berbagai faksi pejuang oposisi Suriah.

Pasukan paramiliter Syi'ah tersebut ambil bagian dalam pertempuran untuk merebut kembali kota kedua Irak Mosul dari Islamic State (IS), dan dapat bergabung dalam operasi masa depan yang bertujuan mengusir ekstremis dari daerah-daerah di seluruh negeri yang masih mereka pegang. IS masih menguasai wilayah barat Irak, termasuk sebagian besar provinsi padang pasir Anbar.

Kekuatan saingan, yang sebagian besar bekerja sama melawan IS di Mosul, diperkirakan dapat bersaing memperebutkan rampasan.

Moqtada Al-Sadr memimpin sebuah milisi yang berperang melawan pendudukan AS atas Irak.

Dia sekarang dilihat sebagai seorang nasionalis yang telah berulang kali menyerukan demonstrasi menentang korupsi di pemerintah Irak, dan pendukungnya telah melakukan demonstrasi besar di Baghdad yang menyerukan reformasi pemilihan.

Pada hari Kamis, Sadr mengeluarkan sebuah seruan baru untuk demonstrasi di Baghdad dan kota-kota lain untuk mengecam "politisi korup" dan menuntut reformasi.

Pekan lalu dia berkunjung ke Arab Saudi, dengan kantornya mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perjalanan tersebut merupakan tanggapan atas sebuah "undangan resmi".

Kantor Berita resmi Saudi menerbitkan gambar Sadr dengan Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman di Jeddah, dan mengatakan bahwa mereka membahas "memperbaiki hubungan dagang" melalui sebuah konsulat Saudi yang baru di Najaf, dan janji uang $ 10 juta "untuk membantu orang-orang yang kehilangan tempat tinggal melalui pemerintah Irak". (st/TNA) 


latestnews

View Full Version