View Full Version
Sabtu, 02 Sep 2017

Pejabat Anti-Teror Uni Eropa: Inggris Rumah bagi 25.000 Militan

BRUSSELS, BELGIA (voa-islam.com) - Pejabat tinggi anti teror Uni Eropa telah memperingatkan bahwa Inggris adalah rumah bagi hingga 25.000 militan yang dapat menimbulkan ancaman terhadap negara tersebut dan juga negara-negara Uni Eropa lainnya.

Gilles de Kerchove, koordinator kontra-teror UE, mengatakan kepada surat kabar Spanyol El Mundo pada hari Kamis (31/8/207) bahwa dia memperkirakan lebih banyak serangan jihadis menyusul insiden mobil yang mematikan di Barcelona dan Cambrils, kota-kota Spanyol. "Kami akan mengalami lebih banyak serangan," katanya.

"Mayoritas, kecuali Brussels dan Paris, tidak diarahkan dari Raqqah tapi diilhami, dan kemudian ISIS mengaku bertanggung jawab," katanya, merujuk pada kota Suriah yang dianggap sebagai ibukota de facto Islamic State (IS).

"Propaganda kelompok tersebut tidak lagi banyak menyebut orang untuk melakukan perjalanan ke 'khilafah', tapi juga melancarkan serangan di tempat asal atau tempat tinggal mereka, bahkan dalam skala kecil dengan senjata buatan sendiri," lanjutnya.

Pejabat Inggris telah memperingatkan bahwa ancaman dari jihadis yang tumbuh di dalam negeri yang dilarang bergabung dengan IS yang beroperasi di Suriah dan Irak meningkat.

De Kerchove mengatakan bahwa Inggris diketahui memiliki jumlah militan paling tinggi di Eropa, dan dari sekitar 25.000 militan sekitar 3.000 ini dianggap sebagai ancaman langsung oleh MI5 - badan intelijen dan keamanan domestik Inggris.

Inggris baru saja ditargetkan oleh beberapa serangan yang diklaim Islamic State.

Negara tersebut meningkatkan tingkat ancaman teror menjadi kritis setelah terjadinya pemboman yang menewaskan setidaknya 22 orang, termasuk tujuh anak, di Arena Manchester pada akhir sebuah konser di bulan Mei.

Kemudian pada bulan Juni, dua serangan merenggut nyawa setidaknya sepuluh orang di pusat London.

Tiga orang menabrakkan sebuah van ke orang-orang di London Bridge sebelum meluncurkan serangan pisau ke orang lain di Pasar Borough. Kedua serangan itu kemudian diklaim oleh IS.

Kepala polisi Metropolitan Inggris mengatakan tingkat ancaman serangan militan di negara ini tetap tinggi meski ada kerugian Islamic State di Irak dan Suriah.

Sebuah mobil baru-baru ini menabrak para pejalan kaki, yang juga diklaim oleh IS di kota Barcelona, Spanyol, ​​dikatakan telah terinspirasi oleh serangan Jembatan London, menurut pejabat keamanan.

Perdana Menteri Inggris Theresa May terkenal telah mengatakan bahwa dia bersedia mengubah undang-undang hak asasi manusia untuk "membatasi kebebasan dan pergerakan tersangka jihadis."

"Jika undang-undang hak asasi manusia menghentikan kita untuk melakukannya, kita akan mengubah undang-undang tersebut agar kita dapat melakukannya," katanya pada awal Juni. (st/ptv) 


latestnews

View Full Version