View Full Version
Sabtu, 23 Sep 2017

Mantan Pemimpin Umum Ikhwanul Muslimin Mesir Mohammed Mahde Akef Meninggal Dunia

KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Mantan Mursyid Aam atau pemimpin umum Ikhwanul Muslimin (IM) Mesir, Mohammed Mahdi Akef, yang membantu  IM menjadi gerakan oposisi terbesar, meninggal dunia pada usia 89 tahun di Rumah Sakit Kairo, pada hari Jum'at (22/9/2017).

Anak perempuannya, Aliya Mahdi Akef mengumumkan kematian Mohammed Mahdi Akef dalam laman Facebook beliau. "Ayah saya telah meninggal dunia, Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un." tulis Aliya.

Mantan pemimpin Ikhwanul Muslimin itu telah berada dalam kondisi kesehatan yang buruk untuk beberapa lama namun dengan cepat menurun setelah penahanannya oleh rezim Sisi pada tahun 2013.

Pada bulan Juli 2017, kementerian luar negeri Mesir menolak laporan yang beredar di situs berita dan platform media sosial tentang kematian Akef . Kementerian tersebut mencatat bahwa dia telah dirawat di Rumah Sakit Qasr el-Eyni dan kondisinya stabil.

Tak lama setelah penangkapannya, Akef dipindahkan ke Rumah Sakit Militer al-Maadi di Kairo pada bulan September 2013. Dia kemudian dipenjara pada tanggal 25 Juni 2015.

Baru-baru ini, Akef telah pindah dari penjara di Kairo dan Rumah Sakit Qasr al-Eyni, di mana ada bagian khusus untuk tahanan sebelum diantar ke Rumah Sakit Qasr el-Eyni Prancis.

Akef ditangkap dan dipenjarakan pada 2013 setelah militer yang diketuai Abdel Fatah Al-Sisi merampas pemerintahan dari presiden Muhamad Mursi, serta memenjarakan pendukung dan anggota Ikhwanul Muslimin.

Mohammed Mahdi Akef yang dilahirkan pada 1928, mengetuai Ikhwanul Muslimin mulai 2004 hingga 2010. Dia menyertai Ikhwanul Muslimin pada 1940 yang ketika itu diketuai Hassan al Banna.

Perlakuan aniaya terhadap Mahdi Akef adalah karena posisinya sebagai mantan pemimpin umum Ikhwanul Muslimin. Dia mengambil alih posisi tersebut setelah meninggalnya pendahulunya Ma'amun al-Hudaybi pada Januari 2004. Dia digantikan oleh Dr Mohammed Badie setelah dia menyelesaikan masa jabatan terakhirnya dan menyatakan keengganannya untuk melanjutkan sebagai pemimpin tertinggi IM.

Di bawah pimpinannya, Ikhwanul Muslimin memenangi 20 persen kursi parlemen pada pemilu 2005, suatu pencapaian bersejarah bagi pergerakan itu sebelum dilarang oleh rejim al-Sisi.

Dia menghabiskan waktu selama 26 tahun di dalam penjara. Akef pertama kali ditangkap dan dipenjarakan setelah pihak tertentu gagal membunuh Presiden Mesir, Gamal Abdel Nasser pada 1954.

Selepas Muhamad Mursi digulingkan, Akef ditangkap pada 4 Julai 2013 dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, atas tuduhan memainkan peranan hingga menyebabkan kematian 12 penentang Ikhwanul Muslimin, yang coba menyerang ibu pejabat pergerakan itu di Kairo. (st/iw)


latestnews

View Full Version