View Full Version
Kamis, 26 Oct 2017

Bangladesh Tangkap Seorang Budha Myanmar Terkemuka atas Tuduhan Teror

DHAKA, BANGLADESH (voa-islam.com) - Seorang penganut Budha terkemuka, yang mengepalai sebuah badan amal yang beroperasi di negara bagian Rakhine yang dilanda kekerasan Myanmar, telah ditangkap oleh pihak berwenang Bangladesh atas tuduhan teror.

Polisi mengatakan pada hari Rabu (25/10/2017 bahwa U Chit Maung yang berusia 67 tahun ditangkap di bandara internasional Dhaka pekan lalu saat dia mencoba naik pesawat ke Myanmar.

Polisi menambahkan bahwa Maung, kepala Yayasan Pengembangan Rakhaing, telah ditahan setelah diduga gambar mencurigakan ditemukan di laptopnya.

"RAB (Batalyon Aksi Cepat) menangkapnya atas tuduhan anti-terorisme pekan lalu dari bandara dan menyerahkannya kepada kami," kepala polisi bandara Noor-e-Azam Mia mengatakan, tanpa merinci tuduhan tersebut.

Bangladesh berurusan dengan lebih dari 600.000 pengungsi Rohingya yang telah membanjiri perbatasan sejak 25 Agustus, ketika militer yang didominasi Budha Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap orang-orang Muslim di negara bagian Rakhine.

Banyak dari mereka yang melarikan diri dari Myanmar telah menceritakan kisah pemerkosaan, pembunuhan dan pembakaran yang mengerikan di tangan pasukan Myanmar dan massa Budha.

PBB mengatakan bahwa tindakan keras oleh tentara Myanmar bisa berarti pembersihan etnis.

Saudari Maung, Ayethein Rakhaing, menggambarkan tuduhan terhadap saudaranya itu palsu, mengklaim bahwa dia tidak bersalah.

"Dia bekerja untuk Muslim dan Budha. Dia bekerja di sana (Rakhine) untuk perdamaian," Rakhaing, mantan anggota parlemen dari Liga Awami yang berkuasa, mengatakan.

Istri Maung Mra Raza Linn tinggal di Myanmar.

Dia adalah seorang pemimpin pemberontak senior yang menjadi aktivis perdamaian di Myanmar, kata keluarga tahanan tersebut.

"Dia mengenal Aung San Suu Kyi," kata seorang anggota keluarga, merujuk pada pemimpin de facto Myanmar.

Keluarganya lebih jauh mengatakan bahwa Linn memimpin sebuah kelompok wanita di Rakhine dan merupakan anggota penting Partai Pembebasan Arakan (ALP), sementara dia dulu seorang pemimpin gerilya.

Seorang pejabat keamanan Bangladesh mengatakan bahwa partai politik ALP telah anti-Rohingya dalam beberapa tahun terakhir. (st/ptv) 

Foto: Ilustrasi


latestnews

View Full Version