View Full Version
Jum'at, 27 Oct 2017

Saudi Berencana Bangun Atap 'Kontroversial' Di Atas Masjidil Haram

MAKKAH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Arab Saudi berencana membangun atap yang bisa dibuka di atas Masjidil Haram, memicu tuduhan bahwa Riyadh semakin mendistorsi warisan Islam, The New Arab melaporkan hari Kamis (26/10/2017).

Sebuah video yang beredar di media sosial pekan ini menunjukkan model skala atap stadion olah raga di atas Masjidil Haram di Mekkah.

Pada bulan Agustus, kepala keamanan Masjidil Haram mengatakan kepada media lokal bahwa pekerjaan "proyek payung" akan dimulai tahun depan.

"Proyek ini akan menjadi yang terbesar di dunia dengan total luas sekitar 2.809 meter persegi," katanya. Kepala Islamic Heritage Research Foundation yang bermarkas di London telah dengan keras mengecam rencana untuk memberi keteduhan bagi para jamaah yang melakukan thawaf mengelilingi Ka'bah.

"Selama berabad-abad umat Islam telah melakukan perjalanan ke lokasi itu... dan tidak mengeluh tentang hal ini, saya tidak dapat memahami kehidupan saya mengapa Anda akan menghancurkan tempat lahir Islam dan semua warisan kita seperti ini," kata Irfan Al Alawi kepada surat kabar Inggris The Independent.

"Tidak ada yang harus menutupi Ka'bah dari atas karena umat Islam percaya bahwa rahmat Tuhan turun dari langit tertinggi.

Rencana payung ini terlihat seperti pesawat ruang angkasa dari film Hollywood," tambahnya.

Monarki Saudi, di bawah gelar yang diklaim sendiri sebagai Penjaga Dua Masjid Suci, telah lama dituduh melakukan "perusakan budaya" di Mekah dan Madinah.

Lebih dari 98 persen situs bersejarah dan keagamaan kerajaan telah hancur di bawah komando keluarga penguasa Al Saud, Islamic Heritage Research Foundation memperkirakan.

Pada tahun 2003, benteng Ottoman di Mekah benar-benar dihancurkan untuk diganti dengan Hotel Mekkah Royal Hotel Clock Tower yang megah.

Bulan ini, Dana Investasi Publik Arab Saudi mengumumkan rencana untuk mendirikan dua perusahaan investasi untuk mengembangkan infrastruktur di Mekkah dan Madinah.

Kedua perusahaan akan bersama-sama membangun 150.000 kamar hotel untuk mengakomodasi peningkatan jumlah peziarah umrah - diperkirakan mencapai 30 juta di Mekah dan 23 juta di Madinah pada tahun 2030, meningkat dari total delapan juta di kedua lokasi tahun ini. (st/TNA) 


latestnews

View Full Version