View Full Version
Selasa, 26 Dec 2017

Pasukan Assad Tingkatkan Pemboman Udara di Idlib

IDLIB, SURIAH (voa-islam.com) - Pesawat tempur rezim Suriah melakukan setidaknya 20 serangan udara di desa wilayah timur di provinsi Idlib, menewaskan dan melukai belasan orang, kata aktivis setempat pada hari Senin (25/12/2017).

Pekerja  kemanusiaan White Helmet mengatakan satu anak telah terbunuh dalam serangan udara rezim di desa Sheikh Baraka.

Kelompok penyelamat tersebut mengatakan bahwa mereka menyelamatkan seorang wanita dan kedua anaknya berada di bawah reruntuhan. Kelompok pemantau perang di Suriah mengatakan  sebagian besar jet tempur Suriah yang menerjang Idlib beroperasi di bandara militer Hama.

Aktivis meluncurkan kampanye di media sosial yang menuntut pasukan rezim dan sekutu kunci Rusia untuk menghentikan pembunuhan anak-anak di provinsi Idlib karena lebih dari 107 anak telah terbunuh sejak Mei.

Sejak kesepakatan "de-escalation zone" mulai berlaku pada bulan Mei, ratusan anak telah terbunuh dan terluka di Idlib oleh serangan udara Assad dan sekutunya. Namun setelah hampir lima bulan tenang, pejuang yang setia kepada Bashar al-Assad telah menggenjot operasi untuk merebut Idlib, aktivis Ahmed Touma, anggota Dewan Lokal Marrat al-Nu'man, mengatakan kepada Zaman al-Wasl.

Pekan lalu, setidaknya 25 warga sipil, termasuk 11 anak-anak, tewas dalam serangan udara Rusia di kota Mahershurin dan Khan Sheikhoun di kota Idlib. Pasukan Assad mendorong dari utara sudut provinsi Hama yang berdekatan, dan juga dari provinsi Aleppo ke timur Idlib. Idlib telah menjadi tempat berlindung bagi puluhan ribu pejuang oposisi dan warga sipil yang terpaksa meninggalkan rumah mereka di bagian lain Suriah barat ketika pemerintah dan sekutu militer asingnya telah merebut wilayah itu dari oposisi.

Pengamat mengatakan kesepakatan de-eskalasi, yang disepakati pada bulan Mei, juga membantu pasukan rezim untuk mengkonsolidasikan keuntungan teritorial. Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, pemerintah Suriah hanya menguasai 20 persen wilayaj negara itu pada awal 2017, namun sekarang menguasai sekitar 56 persen. (st/zw)


latestnews

View Full Version