View Full Version
Sabtu, 13 Jan 2018

Afiliasi IS Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan terhadap Pasukan AS dan Prancis di Afrika Barat

MAURITANIA (voa-islam.com) - Sebuah kelompok yang terkait dengan Islamic State (IS) telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap tentara AS dan Prancis di Afrika barat, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada hari Jum'at (12/1/2018) oleh kantor berita ANI Mauritania.

Kelompok yang dipimpin oleh Adnan Abu Walid Sahraoui tersebut mengatakan bahwa mereka berada di balik "sebuah serangan terhadap unit komando Amerika di Niger pada bulan Oktober".

Pada 4 Oktober, empat tentara AS dan empat tentara Niger tewas dalam sebuah penyergapan di Tongo Tongo, sebuah desa yang dekat dengan perbatasan Mali.

Serangan itu disalahkan pada para afiliasi IS tapi baru sekarang kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab.

Kelompok itu juga mengaku bertanggung jawab atas serangan di wilayah timur laut Mali yang bergolak pada hari Kamis di mana tiga tentara Prancis cedera, satu dalam kondisi serius, dalam sebuah serangan bom jibaku, kata kantor berita ANI, yang melacak kelompok-kelompok jihad yang beroperasi di wilayah Sahel di selatan Sahara.

Para pejuang Islam yang terkait dengan Al-Qaidah menguasai padang pasir di sebelah utara Mali pada awal tahun 2012, namun sebagian besar didorong keluar dalam operasi militer pimpinan-Prancis yang diluncurkan pada Januari 2013, namun daerah besar di negara tersebut tetap tanpa hukum.

Menurut sebuah catatan AFP, 18 tentara Prancis telah tewas di Mali sejak peluncuran Operation Serval, yang sejak saat itu telah diganti oleh Operation Barkhane, sebuah serangan yang lebih luas yang dilakukan di lima negara - Mali, Mauritania, Niger, Chad dan Burkina Faso.

Negara-negara ini membentuk apa yang disebut G5 Sahel, sebuah kelompok yang didukung oleh Prancis yang tahun lalu meluncurkan sebuah pasukan militer gabungan untuk memerangi mujahidin.

Bulan lalu, Arab Saudi menjanjikan 100 juta euro untuk lima negara tersebut, sementara Uni Emirat Arab menawarkan 30 juta euro. Tanggal serangan di Mali bertepatan dengan ulang tahun kelima dimulainya operasi Prancis di sana.

Kelompok afiliasi IS itu dalam pernyataannya tersebut juga mengaku bertanggung jawab atas serangan tahun lalu di Burkina Faso. (st/AFP) 


latestnews

View Full Version