View Full Version
Rabu, 07 Mar 2018

Serangan Brutal Rezim Assad Terus Berlanjut di Ghouta Timur, Korban Tewas Telah Mencapai 805 Jiwa

DAMASKUS, SURIAH (voa-islam.com) - Serangan udara berat dan bentrokan mengguncang daerah kantong oposisi Suriah Ghouta Timur pada hari Selasa (6/3/2018), sehari menjelang pertemuan Dewan Keamanan PBB yang mendesak mengenai meningkatnya kekerasan.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan 805 warga sipil - termasuk setidaknya 178 anak - telah terbunuh sejak pasukan rezim yang didukung Rusia melancarkan serangan biadab di daerah kantong yang terkepung di luar Damaskus tersebut pada 18 Februari.

Rusia sendiri menderita kerugian berat pada hari Selasa ketika kementerian pertahanan mengatakan sebuah pesawat militer Rusia jatuh saat mendarat di sebuah pangkalan udara di Suriah barat, menewaskan 39 orang di dalamnya.

Pemboman dan bentrokan di Ghouta Timur, kubu utama terakhir oposisi di dekat Damaskus, bertahan meski ada gencatan senjata selama sebulan yang diminta oleh Dewan Keamanan lebih dari seminggu yang lalu.

Sedikitnya 24 warga sipil tewas pada hari Selasa, menurut Observatorium, sebuah monitor yang berbasis di Inggris.

Serangan baru tersebut terjadi sehari setelah serangan gas klorin melanda daerah kantong tersebut, membuat lebih dari 30 orang dirawat di rumah sakit, menurut relawan Pertahanan Sipil Suriah atau White Helmet.

Serangan tanpa henti tersebut mendorong Prancis dan Inggris untuk meminta sebuah pertemuan darurat badan PBB di balik pintu tertutup pada hari Rabu untuk membahas kegagalan dilaksanakannya gencatan senjata.

Pasukan pemerintah telah maju dengan cepat melintasi lahan pertanian di Ghouta Timur dalam sepekan terakhir dan telah menguasai 40 persen wilayah kantong pada Selasa pagi.

Di kota utama Douma, serangan udara telah membuat rumah-rumah menjadi tumpukan reruntuhan di kedua sisi jalan, menurut seorang koresponden AFP.

Kelompok penyelamat yang kelelahan pada hari Selasa mengambil keuntungan dari beberapa jam ketenangan untuk mengevakuasi jenazah seorang penduduk, yang terbunuh dalam pemboman beberapa hari yang lalu, dari sebuah bangunan yang roboh.

Warga sipil lainnya menggunakan jeda dalam serangan udara untuk menjelajah dari gudang bawah tanah untuk mengumpulkan beberapa kebutuhan dari apa yang tersisa dari rumah mereka.

Beberapa mengumpulkan potongan-potongan furnitur yang pecah dalam pencarian itu untuk digunakan sebagai bahan bakar atau dijual ke tetangga mereka.

Seorang wartawan AFP di Hammuriyeh mengatakan bahwa serangan udara terus menyerang kota tersebut pada hari Selasa.

Ghouta Timur sekitar 400.000 penduduk telah hidup di bawah pengepungan pemerintah sejak 2013, menghadapi kekurangan makanan dan obat-obatan yang parah bahkan sebelum serangan terakhir dimulai. (st/TNA)


latestnews

View Full Version