View Full Version
Kamis, 08 Mar 2018

Laporan: Korea Utara Bangung Markas Militer Bawah Tanah di Suriah

LATAKIA, SURIAH (voa-islam.com) - Korea Utara telah mendirikan sebuah pangkalan militer bawah tanah di Suriah yang dekat dengan kota kelahiran Presiden Bashar al-Assad, The New Arab melaporkan hari Rabu (7/3/2018) mengutip sebuah laporan kantor berita Suriah.

Pyongyang membangun pangkalan bawah tanah di desa Qardaha dekat kota pesisir Latakia, situs berita Zaman al-Wasl mengatakan pada hari Senin.

Sumber militer mengatakan kepada kelompok pro-oposisi bahwa pembangunan di pangkalan dimulai pada bulan Maret 2011 di bawah pengawasan ahli Korea Utara.

Terowongan panjang telah digali ke lembah yang dalam yang dekat dengan desa pegunungan untuk membentuk markas yang tidak diketahui, menurut sumbernya.

Situs ini merilis gambar satelit dari apa yang dikatakannya markas tersebut saat sedang dibangun tahun 2011 dan pada tahun 2018 saat selesai.

Laporan tersebut muncul setelah PBB menuduh Korea Utara mengirimkan barang-barang yang digunakan dalam program rudal balistik dan senjata kimia ke Suriah bersama dengan teknisi rudal yang melanggar sanksi PBB.

Sebuah panel ahli PBB yang memantau sanksi terhadap Korea Utara mengatakan penyelidikan mereka terhadap pelepasan rudal balistik Pyongyang yang dilarang, senjata konvensional dan barang penggunaan ganda menemukan lebih dari 40 pengiriman yang sebelumnya tidak dilaporkan ke Suriah antara tahun 2012 hingga 2017.

Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya menuduh Suriah menggunakan senjata kimia terhadap daerah-daerah yang dikuasai oposisi di negara tersebut, yang oleh rezim tidak mau diakui.

Korea Utara, yang merupakan salah satu sekutu Bashar Al-Assad, membantah telah bekerja sama dengan Suriah mengenai senjata kimia.

Dalam sebuah pernyataan yang disirkulasikan oleh misi diplomatiknya di PBB di New York, kementerian luar negeri Pyongyang mengatakan bahwa pihaknya "tidak memiliki satu catatan untuk mengembangkan, memproduksi dan menimbun senjata kimia."

Sedikitnya 30 orang di Ghouta Timur Suriah dirawat pekan ini setelah menderita gejala yang serupa dengan paparan gas klorin.

Bulan lalu, seorang anak meninggal dan setidaknya 13 orang lainnya mengalami kesulitan bernafas dalam serangan kimia di desa al-Shifuniyah.

Damaskus dan sekutu utamanya, Moskow, menghadapi tekanan yang meningkat setelah laporan penggunaan klorin di Ghouta Timur yang porak-poranda akibat serangan darat dan udara tentara Suriah. (st/TNA)


latestnews

View Full Version