View Full Version
Senin, 26 Mar 2018

Buntut Serangan Racun di Inggris Donald Trump Usir 60 Diplomat Mata-mata Rusia dari AS

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Presiden AS Donald Trump telah mengusir puluhan diplomat Rusia di Amerika Serikat, setelah setelah serangan beracun terhadap mantan agen ganda Rusia di Inggris.

Trump pada Senin (26/3/2018) memerintahkan 60 diplomat Rusia yang Washington anggap mata-mata untuk meninggalkan negara itu sebagai solidaritas dengan Inggris atas dugaan keracunan agen-saraf Sergei Skripal, dan menutup konsulat Rusia di Seattle, kata pejabat senior pemerintah.

Para pejabat mengatakan ke 60 orang Rusia itu adalah mata-mata yang bekerja di bawah perlindungan diplomatik, termasuk selusin misi Rusia untuk PBB.

Mereka mengatakan pengusiran itu dimaksudkan untuk mengirim pesan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin tentang "banyaknya" agen intelijen Rusia yang tidak dapat diterima di Amerika.

Orang-orang Rusia yang diusir telah diberi waktu tujuh hari untuk meninggalkan AS, kata para pejabat.

Langkah itu, salah satu tindakan paling signifikan yang dilakukan pemerintahan Trump sejauh ini terhadap Rusia, terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Barat dan Rusia atas keracunan Skripal, 66, dan putrinya yang berusia 33 tahun, Yulia, di Inggris.

London mengklaim bahwa agen saraf Novichok yang dirancang Soviet telah digunakan untuk meracuni keduanya dan menunjuk jari pada Rusia.

Moskow menolak klaim itu menyebutnya sebagai "tidak masuk akal," dengan mengatakan bahwa substansi yang digunakan dalam serangan itu mungkin berasal dari negara-negara yang mempelajarinya, termasuk Inggris sendiri.

Mereka telah menawarkan kerjasama dengan London dalam menyelidiki kasus tersebut.

Kurang dari sepekan yang lalu, Trump menelepon Putin untuk memberi selamat kepada pemimpin Rusia untuk terpilih kembali tetapi tidak mengangkat kasus mata-mata, memperbaharui kritik dia terlalu lunak pada Moskow. (st/ptv)


latestnews

View Full Version