View Full Version
Sabtu, 05 May 2018

Kepala Militer Myanmar Klaim Muslim Rohingya Akan Aman Jika Tinggal di Kampus yang 'Ditunjuk'

YANGON, MYANMAR (voa-islam.com) - Kepala militer Myanmar mengklaim bahwa pengungsi Muslim Rohingya yang kembali ke negara itu akan aman selama mereka tinggal di daerah kamp dan desa-desa percontohan yang "ditunjuk" untuk mereka.

"Tidak perlu khawatir tentang keamanan mereka jika mereka tinggal di daerah yang diperuntukkan bagi mereka," kata Jenderal Senior Min Aung Hlaing kepada delegasi PBB pekan lalu, menurut sebuah bacaan dari pertemuan yang diposting di halaman Facebook resminya pada Sabtu (5/5/2018).

Sang pejabat militer, yang mengontrol semua masalah keamanan di Myanmar, mencap Muslim Rohingya sebagai imigran ilegal dari Bangladesh atau "Bengali" meskipun banyak dari mereka yangang tlah tinggal di sana selama beberapa generasi.

Panglima angkatan bersenjata Myanmar itu juga meremehkan kisah-kisah pemerkosaan dan pembantaian anggota kelompok minoritas yang dianiaya oleh pasukan pemerintah menyebutnya "dibesar-besarkan", meskipun bukti yang tersebar luas dan didokumentasikan mengatakan sebaliknya.

Utusan Dewan Keamanan PBB, yang baru-baru ini mengakhiri kunjungan ke Bangladesh dan Myanmar, mengatakan Myanmar harus melakukan "penyelidikan yang tepat" terhadap dugaan kekejaman terhadap Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine di barat laut.

Beberapa Muslim Rohingya perempuan baru-baru ini menceritakan penderitaan mereka kepada delegasi PBB.

Myanmar telah mendapat kecaman keras sejak militer melancarkan serangan mematikan terhadap minoritas Muslim di Rakhine pada akhir 2016. Ribuan Muslim telah tewas.

Sekitar 700.000 orang lainnya telah melarikan diri dari Myanmar yang sebagian besar beragama Budha ke negara tetangga Bangladesh sejak Agustus tahun lalu, membawa serta kisah pembantaian yang mengerikan, perkosaan massal, dan pembakaran oleh pasukan militer Myanmar dan kelompok radikal Budha.

Petugas medis internasional yang telah memeriksa para pengungsi telah memverifikasi bahwa luka-luka fisik mereka sesuai dengan laporan kekerasan, termasuk perkosaan.

PBB telah menggambarkan kekerasan terhadap Rohingya sebagai "pembersihan etnis" dan mungkin "genosida."

Komunitas Muslim telah tinggal di Myanmar selama beberapa generasi tetapi mereka tetap ditolak kewarganegaraan dan dicap sebagai imigran ilegal dari Bangladesh, yang juga menyangkal kewarganegaraan mereka.

Bangladesh dan Myanmar menandatangani perjanjian akhir tahun lalu untuk mengembalikan para pengungsi Muslim.

Prosesnya tertunda karena kekhawatiran umat Islam tentang keselamatan mereka. (st/ptv) 


latestnews

View Full Version