View Full Version
Jum'at, 10 Aug 2018

Erdogan: AS Punya Dolar, Kita Punya Tuhan Kita

RIZE, TURKI (voa-islam.com) - Presiden Recep Tayyip Erdogan telah meminta Turki untuk "tidak perlu khawatir" setelah mata uang nasional lira mencapai rekor terendah baru di tengah ketegangan politik dengan AS.

Lira jatuh ke level terendah 6 terhadap dolar AS pada hari Jum'at (10/8/2018), sehari setelah delegasi Turki kembali dari perundingan di Washington tanpa solusi yang jelas untuk krisis mendidih mereka.

Erdogan, yang telah mengatakan negaranya sedang menghadapi "perang ekonomi", mengatakan kepada para pendukung di provinsi Laut Hitam, Rize, Kamis malam bahwa ada "berbagai kampanye yang dilakukan" melawan negara itu.

"Jangan mengindahkan mereka. Jangan lupa, jika mereka memiliki uang mereka, kita memiliki orang-orang kita, Tuhan kita. Kami bekerja keras. Lihatlah apa kita 16 tahun lalu dan lihat kita sekarang," katanya.

Hubungan antara kedua sekutu NATO telah berubah menjadi lebih buruk di tengah perselisihan atas penahanan pendeta evangelis AS Andrew Brunson atas tuduhan terorisme di Turki.

Presiden AS Donald Trump mengancam di Twitter akhir bulan lalu bahwa negaranya "akan memberlakukan sanksi besar pada Turki untuk penahanan lama Pendeta Andrew Brunson."

Erdogan menanggapi dengan mengumumkan untuk membekukan aset para menteri "kehakiman dan dalam negari " AS di Turki , sebagai tanggapan balasan terhadap sanksi AS.

Ankara dan Washington juga tidak setuju atas intervensi militer mereka dalam perang Suriah, rencana Turki untuk membeli sistem pertahanan rudal dari Rusia dan vonis AS terhadap seorang eksekutif bank negara Turki atas tuduhan penghilangan sanksi pada bulan Januari.

Kebuntuan telah memicu aksi jual lira di tengah kekhawatiran investor tentang arah negara. Erdogan  pekan lalu meminta warg untuk mengubah mata uang keras dan emas mereka menjadi lira untuk menopang mata uang yang jatuh dengan "sikap domestik dan nasional."

Erdogan ingin bank meminjamkan kredit murah untuk mendorong pertumbuhan. Dia telah menyajikan rencana aksi ekonomi untuk 100 hari ke depan.

Ankara sedang menuju Cina untuk mengatasi apa yang dikatakan Erdogan sebagai “evaluasi subyektif” dari lembaga pemeringkat. Erdogan mengatakan Cina, Meksiko, Rusia, dan India akan menjadi pasar baru untuk ekspor negaranya.

Rencana aksi ekonomi baru menyerukan Turki untuk menerbitkan obligasi renminbi dan meminjam dari Cina untuk melanjutkan 400 infrastruktur baru dan proyek-proyek lainnya yang nilainya diperkirakan mencapai $ 9 miliar.

Hubungan Turki dengan AS telah memburuk sebelumnya atas penolakan Washington untuk mengekstradisi Fethullah Gulen, yang dituduh mendalangi kudeta 2016 melawan Presiden Erdogan. (st/ptv)


latestnews

View Full Version